31

254 24 5
                                    

HappyReading!!




Setelah pertengkaran di koridor kemarin membuat Darren tidak bisa memfokuskan dirinya yang tinggal tiga hari lagi untuk ujian. Darren sudah lima hari tidak melihat wajah Bella dan bahkan wajah Kemal pun juga tidak terlihat. Hubungan Darren dan Vio juga sedang tidak baik baik saja.

Darren memandang adiknya yang sedang tertidur pulas, banyak alat alat medis yang menempel di tubuhnya. Seharusnya adiknya ini sedang berbahagia seperti siswa siswi lainnya tapi ternyata adiknya malah berbaring ditempat tidur ini dengan alat alat menyeramkan.

Darren mengambil ponselnya disaku karena ada notification yang bunyi di ponselnya. Darren membuka ponselnya dan ternyata dari Firhan.

Firhan : gue di apart Leo kalo mau kesini jangan bawa rokok , mamanya dateng

Darren : iya

Darren ingin sekali pergi dari sini tapi ia tak tega dengan adiknya. Kenapa hidup Darren harus seperti ini? Apa tidak ada lagi scenario kehidupan yang bagus untuknya?

Darren menoleh kearah pintu karena mendengar suara pintu yang dibuka. Ternyata benar, Cindy datang. Cindy datang bukan untuk Darren tapi untuk menemui adiknya.

"Gue kesini disuruh sama Mama lo buat ngasih ini. Jangan harap gue udah gk marah sama lo."

Darren mengambil paper bag yang ada di tangan Cindy lalu menaruhnya diatas meja. Ia mendudukkan pantatnya di sofa empuk milik rumah sakit ini. "Lo liat Kemal kemarin?"

"Buat apa lo nyariin dia? Mau bikin masalah? Adek kelas lo ajak ribut."

"Pantes buat dia."

"Tapi gk pantes buat lo."

Darren memandang Cindy dengan tatapan tajam. Selama Cindy marah padanya ucapan Cindy menjadi semakin jahat.

"Bella pindah dari sekolah." ucapan itu mampu membuat Darren menoleh. Darren tak percaya dengan ucapan yang Cindy lontarkan. Pasalnya baru beberapa bulan Bella pindah ke sekolahnya masa Bella harus pindah lagi?

"Tantenya tadi kesekolah buat ngurus surat pindahnya."

"Kok gue gk tau?"

"Tantenya dateng pas gue lagi pemberian materi terakhir. Oiya lo kenapa gk hadir? Lumayan materinya."

Darren menangkup wajahnya pasrah saat tau Bella pindah sekolah "Gue jaga adik gue. Gue di telpon rumah sakit katanya adik gue kumat lagi."

"Pindah kemana Ndy?" Cindy hanya mengangkat kedua bahunya dan mengelus rambut adiknya Darren. Cindy pamit untuk pulang tapi ditahan dulu sebentar oleh Darren.

"Awas."

"Lo masih marah sama gue?"

"Iya."

"M-maaf."

Cindy menggeser tubuh Darren dan langsung keluar dari ruangan ini. Cindy mengepalkan kedua tangannya, ia menahan tangis sekarang. Kenapa Darren baru sekarang meminta maafnya? Kenapa setelah berubah ia baru meminta maaf?

Cindy menangis bukan karena apa apa tapi karena ia mengingat luka dulu, luka dimana Darren tak mempercayainya. Ini semua ulah Vio. Cindy tak ingin berbicara ke Darren bagaimana sifat asli Vio, biar Darren yang tau sendiri dan merasakannya.

"Maafin gue Ren. Gue mau beri lo pelajaran." ucap Cindy dengan mengelap air matanya.

Darren menendang sofa didepannya dengan perasaan campur aduk. Ia kesal, marah, kecewa, sedih semuanya bersatu. Kenapa harus dia yang mengalami? Darren mengambil ponselnya dan menelpon Vio. Ia butuh pendengar cerita sekarang.

Me and My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang