27

386 26 11
                                    

HappyReading!





"Cha sabar dulu kali. Mending makan dulu yuk bareng aku, aku bawa makanan kesukaan kamu loh." ucap Akbar sambil berlari mengejar Acha yang ingin melabrak Darren dan Vio.

Padahal Akbar sudah mengajak bercerita, poto bareng, buat tiktok, dan bermain ayam ayam yang anak sd lakukan. Tapi entah kenapa Acha sangat susah untuk ditahan labrak labrak gini.

Acha sudah memasuki area kantin. Area kantin cukup ramai karena banyak yang ingin mengisi perut mereka. Acha mengedarkan pandangannya dan ia langsung berjalan ke meja yang sudah ia ingin tinju rahangnya.

Brak.

Seisi kantin langsung menengok kearah suara tersebut bahkan penjual makanan dikantin pun ikut menoleh.

Darren dan Vio yang sedang makan langsung tersedak karena datangnya Acha yang menggebrak meja mereka.

Vio terbatuk dan saat Darren ingin mengasih air ke Vio tapi kalah cepat dengan Acha. Acha langsung mengguyur Vio dengan minuman ditangannya.

Vio yang disiram langsung bangun dan menatap Acha tajam "Apaan maksud lo hah?!"

"Lo yang apa maksudnya?!"

Akbar yang baru datang langsung ditahan oleh teman temannya. "Udah Bar, lo disini aja. Biar mereka urusin masalah mereka." Akbar yang ditahan langsung duduk dikursi didekatnya dan menonton acara pertunjukkan ini.

Kalau Darren tidak menyakiti Acha, ia tidak akan maju tapi kalau menyakiti, Akbar tak akan memaafkan laki laki itu. Menurut Akbar, Darren memang laki laki brengsek, pengecut, dan cupu.

Darren sangat mudah dipengaruhi oleh seseorang tanpa meminta bukti. Entah dari kapan, sifat ringan tangan ke perempuannya itu muncul.

"Lo ngapain guyur Vio pake air? Salah apa dia sama lo?" tanya Darren dingin sambil berdiri. Acha menatap Darren tajam dan mengepalkan tangannya "Diem lo brengsek. Lo itu satu satunya cowok brengsek yang sekolah disini! Lo gk pantes sekolah di pendidikan kaya gini!"

"Emang lo pantes?"

"Jelas pantes, karena gue gk pernah nyakitin orang karena obsesi rasa suka." jawabnya sambil melirik Vio.

"Cuma karena itu lo merasa pantes?" tanya remeh. Darren sebenarnya sudah mengerti dengan ucapan Acha tapi ia tahan untuk tidak berbuat keributan.

"Banyak yang membuat gue pantes sekolah disini. Gue rajin, gk pernah bolos, gk pernah ngelawan guru dan nggak pernah ringan tangan ke cewek!" ucapnya sambil tertawa. Acha langsung berbalik menuju Vio.

"Dan lo, lo juga gk pantes sekolah disini! Karena sifat lo itu yang membuat sekolah ini buruk. Dari lo nyakitin Cindy ditoilet, nyakitin adik kelas yang cuma nanya ruang guru dimana, dan nyakitin sahabat gue karena obsesi lo!"

"Emang lo kira gue gk tau? Lo lawan Cindy yang jelas jelas dia cuma sendiri dan lo bertiga ngeroyokin dia. Dari mulai lo nampar dia berkali kali dan nyiram dia dengan air kotor. Terus dengan enaknya lo bersandiwara didepan kepala sekolah. Lo berdrama kalo lo gk ke toilet pas jam itu."

"Lo itu keji, lo jahat, dan lo termasuk wanita yang gk punya harga diri."

Plak.

Darren melayangkan tangannya ke pipi mulus Acha. Akbar yang melihat itu bangkit tapi dengan cepat ditahan oleh yang lain.

"Apa maksud lo ngatain dia gk punya harga diri? Sahabat lo yang jelas jelas gk punya harga diri. Dia selingkuh di belakang gue sama anak mahasiswa. Bukan sekali aja dia begitu, dia juga selingkuh dari Ervan, adiknya Bima. Emang menurut lo gue gk tau? Gue tau semua Cha."

Me and My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang