Happy Reading!
Vote ya jangan lupa!
Diperjalanan Bella hanya diam tak bersuara walaupun Darren memanggilnya tetapi tidak digubris oleh dirinya. Menurut Bella,Darren sosok yang egois,sosok yang tak memikirkan perasaan orang lain yang ia pikirkan hanya dirinya saja. Niatnya baik tetapi caranya salah.
Tangan Bella sudah berkali kali ditarik oleh Darren untuk melingkarkan diperutnya tetapi Bella selalu menolak.
Bella menatap depan sepertinya rumahnya kelewatan "Ren rumh gue kelewatan."ucapnya sambil menoleh kebelekaang.
"Sengaja biar lo bersuara."jawabnya enteng. Bella mendengus sebal aturan tadi dia tidak usah bersuara soal rumahnya tadi.
Motor Darren berhenti disebuah lapangan yang langsung berhadapan dengan hutan. Disana terlihat banyak alat bermain yang masih layak digunakan tetapi sudah tidak terawat.
Bella melihat lihat keadaannya sesekali Bella melirik rumah pohon yang masih terawat sepertinya Darren yang merawat rumah pohon itu.
"Gimana?"tanya Darren tiba-tiba yang bersejajar dengan dirinya.
"Gimana apanya?"tanya Bella balik.
"Ini tempatnya gimana?bagus gk?"ucap Darren kesal. Dia sepertinya masih membawa amarah dirumah sakit tadi.
"Lumayan."jawabnya sambil memegang besi ayunan. Ia melihat satu per satu alat bermain dan ia berinisiatif untuk membetulkannya mungkin saja nanti ini bisa jadi tempat favorite kedua setelah kamarnya.
"Besok kesini lagi ya Ren gue mau benerin alat bermain ini. Kayaknya ini masih layak digunakan."ucapnya sambil membetulkan tempat duduk ayunan tersebut.
Darren hanya menganggukan kepalanya lalu ia menaiki rumah pohonnya. Dirumah pohon banyak lukisan-lukisan indah yang dibuat Ayahnya katanya buat menambah keindahan saja.
"Ren jawab ucapan gue tadi."suruhnya yang masih membetulkan ayunannya.
Darren yang merasa ditanya langsung menundukan kepalanya dan ia melihat Bella yang sedang membetulkan tempat duduk ayunannya "Iya besok kesini lagi sekarang lo naik rumah pohon ini cepet." Bella langsung mendongakan kepalanya dan tersenyum. Lalu ia meninggalkan pekerjaannya tadi dan langsung menaiki rumah pohon tersebut. "Hati-hati naiknya."pesan Darren
🌵🌵🌵
Bella menatap Darren lama dan mengehela nafas "Jadi yang rawat ini lo sama Risa?"tanyanya dan hanya dibalas anggukan.
"Tapi semenjak Risa sakit gue jarang rawat ini. Karena kalo Risa sakit tempat ini harus sakit."ucapnya yang membuat Bella bingung. Darren sepertinya belum siap jika adiknya terkena penyakit parah ini.
"Gue sedikit cerita ya..mungkin lo orang kedua yang tau tentang kehidupan gue."Bella hanya diam tak membalas ucapan Darren.
"Waktu itu ayah gue lagi dalam kondisi bangkrut dalam bisnisnya gue sama Risa selalu mendukung ayah biar perusahaannya nggak bangkrut dan tentu saja gk lama perusahaan ayah bangkit dan parahnya bangkit 3× lipat dari sebelumnya. Risa sebenernya gk pernah punya penyakit seperti ini paling-paling ia sakit hanya panas dan batuk pada biasanya.Tapi waktu dia kelas 7 SMP sering banget mimisan. Kita sekeluarga tahunya mungkin dia kecapean karena dia mengikuti 2 estrakulikuler sekaligus disekolahnya. Terus makin kesini sini badan Risa makin kurus padahal kita makannya yang sehat sehat. Kita bingung kenapa bisa Risa sendiri yang mengalami penurunan berat badan. Pas kita bawa kedokter ternyata dia kena penyakit leukimia."ucapnya lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Senior
Teen FictionBella Anandia, cewek yang mempunyai masa lalu yang buruk. Masa lalu membuat dirinya berubah menjadi pribadi terbalik dari sebelumnya. Dirinya sudah tidak percaya dengan adanya cinta tapi kita tidak tahu apa yang terjadi saat dirinya bertemu dengan B...