16

449 31 3
                                    

HappyReading!




Vote yaa jangan lupa :)

Bella's pov

Aku duduk di kursi taman rumah sakit dengan tatapan kosong. Perasaan dan pikiranku sangat kacau dan membuat tubuhku lemah.

Aku butuh penenang saat ini. Aku butuh penyemangat dan penghangat untukku. Dan aku juga butuh, Darren.

Aku mengambil ponsel dan membuka galeri ponselku. Aku melihat beberapa foto aku bersama Darren. Aku merindukan sosok ini.

Tidak sengaja air mataku turun perlahan. Aku langsung menghapusnya dengan kasar.

Aku memasukkannya kembali agar aku tidak terus menerus memikirkan hal bodoh ini.

"Sejujurnya aku menyukaimu." gumamnya dengan nada lirih.

Aku berdiri dan berjalan ketempat dimana Mama terbaring. Disana sudah banyak orang yang mendoakan Mama agar bisa pulih kembali. Aku mengambil tempat duduk disebelah Arga. Arga kali ini tidak mengusikku mungkin ia tau bahwa aku sedang tidak ingin diganggu.

Aku melihat Papa keluar dari ruangan dokter. Banyak orang yang menanyakan sesuatu tentanh Mama kepada Papa. Tapi Papa malah melihat kearahku yang sedang menatap sendu Papa. Papa berjalan kearahku dan memelukku erat sambil berkali kali mencium kepalaku.

"Ada apa Pa?" tanyaku serak. Papa tidak menjawab dan Papa malah semakin erat memelukku.

"Pa..pelukan Papa membuat Bella sesak." aku berusaha melepas pelukan Papa lembut.

Papa melepaskan pelukannya lalu mencium keningku "Papa minta maaf sayang."

"Kau ingin melihat Mamamu?" tanya Papa sambil menyelipkan rambutnya dibelakang telinga. Papanya masih saja melakukan ini walaupun aku sudah beranjak remaja.

"Aku tidak kuat melihatnya." nada lirih yang hanya terdengar di telinga Papanya. Papanya melihat kearah saudara saudaranya dan mereka menyuruh untuk aku melihat keadaan Mama.

"Kau harus melihat Mamamu, pasti dia sangat ingin ditengoki oleh putri kecilnya yang sudah mengenal cinta ini." menoel hidung mancungku dan aku hanya tersenyum seadanya.

"Aku akan melihatnya tetapi ditemani Papa disana."

Papa mengelus rambutku lalu mengangguk sebagai jawaban. Papa menarikku untuk menggunakan pakaian khusus ruangan tersebut. Saat aku masuk kedalam kakiku terasa kaku dan berat untuk digerakkan. Untuk pertama kalinya aku melihat Mama yang kuat menjadi tak berdaya seperti ini. Aku mengikuti Papa dari belakang. Papa menyuruhku untuk melihatnya dari dekat tetapi aku menolak mentah mentah karena tidak tega untuk melihatnya.

"Kamu harus lihat Mamamu sayang."

"Aku tak berani....hiks." aku meneteskan sebulir air mata dari sudut mataku. Aku mencoba untuk tidak menangis disini.

"Genggam tangannya sayang dan bicaralah yang sempat terpendam didada mu." Papa mengasi tangan Mama kepadaku. Aku mencoba untuk menggenggamnya tetapi tanganku mencoba seperti ingin menarik tanganku.

Aku menggeleng cepat "Aku gk bisa Pa." Aku harus cepat cepat kabur dari ruangan ini. Aku gk kuat kalau harus liat Mama terbaring lemah.

"Tangan Mama dibawah dan Tangan Bella diatas. Selesai deh." Papa menarik tanganku paksa untuk menggenggam tangan Mama. Aku mulai tersesak melihat Mama. Aku mendongakan kepalaku ke Papa.

Me and My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang