Menjelang sore mereka bergegas ke ruang penjurusan masing masing setelah peminatan bakat mereka diurus oleh Miss Suzy lewat selebaran yang ditugaskan kepada Yeseul dan Renjun beberapa minggu yang lalu.
Yeseul melihat Renjun tersenyum sendiri saat melihat ponselnya. Hal ini sangat kentara karena hanya ada empat orang di dalam kelas, duduk berputar dan fokus pada canvasnya masing masing.
"Kau bisa tersenyum juga ternyata, ku kira kau robot yang cuma bisa bilang 'ya' dan 'tidak'?" Yeseul nyeletuk langsung kepada Renjun yang tepat di sampingnya.
"Hah, gimana?" Renjun kembali pada mode freeze.
Yeseul penasaran apa yang membuat Renjun jadi manusia hanya karena ia melihat ponselnya.
Mereka kembali ke kelas bersama saat waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 malam. Yeseul bersiap untuk hagwon, tapi ia melihat tas Jekyung masih di tempatnya.
"Apakah kelas menulis banyak tugas hari ini?" Yeseul bertanya pada dirinya sendiri.
Baru ketika Yeseul sudah bersiap mengangkat tasnya, Jekyung baru muncul dengan membawa lebih banyak buku daripada tadi ia berangkat ke kelas menulis.
"Kau habis cari barang loak atau gimana?"
"So reallyyy... heavy. No, Yeseul-ah. Kita mendapatkannya cuma cuma dari Mr. Bongho. Kau lihat Jaemin?"
Yeseul menggeleng. Ia juga tidak melihat anak musik maupun paduan suara terlihat sejak tadi.
"Jadi hanya anak kelas melukis yang baru selesai"
Jekyung membuat buku yang dibawanya berserakan di meja berikut ponselnya yang tergeletak sembarang dan ia mulai mencari apapun yang bisa meringankannya membawa buku buku tersebut.
"Yeseul kau punya tali atau semacamnya?"
Yeseul berpikir sejenak, "Tidak. Kita lihat di pantry bagaimana? Biasanya para pegawai kantin punya barang barang seperti itu"
"Okee.. aigoo" Jekyung meregangkan otot ototnya dengan bunyi krek pada beberapa bagian tubuhnya.
Tanpa sengaja Yeseul melihat ke arah ponsel Jekyung yang tergeletak di meja. Ada satu notifikasi dan pop up pesan di layarnya.
Pesannya tidak ditampilkan tapi nama pengirimnya terlihat jelas.
R♥️
Yeseul mengingat apa arti nama R. Apakah itu nama depan, nama panggilan, atau Jekyung saja yang malas memberi nama pada kontaknya.
Yeseul punya ide, "Yaa, Jekyung-ah siapa yang punya inisial R?"
Jekyung menghentikan aktivitasnya dan berjalan ke arah Yeseul sambil berpikir.
"R? Mungkin Rose, atau Rosemary, tentang apaan sih ini? Nama bunga?"
"Nama orang di kelas kita?"
"Ren.." Jekyung tahu bahwa Yeseul pasti ingin memastikan suatu hal maka ia menghentikan apapun yang ia katakan dan menyambar ponselnya yang menyala akibat notifikasi.
"Rennnaa"
Yeseul kecewa, padahal sedikit lagi ia akan tahu.
"Siapa Rena?"
"Entahlah, ayo ke pantry" Jekyung menarik tangan Yeseul untuk keluar kelas sedangkan detak jantungnya masih kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Goodbye Pain
FanfictionSome pray for the rain, others pray for peace. I pray for your happiness, with or without me. - Anonym Ada suatu ketentuan dimana pada semester dua akhir di kelas dua, para siswa disatukan di dalam satu kelas penjurusan dengan keahlian yang sama. Da...