32.

25 0 2
                                    

Yeseul terlalu terkejut sampai pada momen Jekyung membuka pintu bersama seorang dokter dan perawat yang masuk ke ruangan.

Jaemin segera kembali ke tempat tidur untuk pemeriksaan akhir.

"Jekyung-ah, dimana Mark?"

"Mark menunggu di bawah. Ia menyelesaikan pembayaran"

Yeseul sempat mengira ia ditinggal pulang oleh Mark dan harus berjalan sendirian ke rumah.

"Kau duluan menemui Mark tidak apa, Yeseul"

"Benar?"

"Iya, lagian aku masih harus nunggu Nana ganti baju. Kau mau melihatnya?"

"Ani.." Yeseul segera melangkah ke arah pintu.

"Aku tunggu di bawah ya"

"Oke"

Mark sedang ada di ruang tunggu tepat di depan admimistrasi saat Yeseul keluar dari dalam lift.

"Mereka sudah selesai?"

"Belum. Masih pemeriksaan"

Pikiran Yeseul melayang ke beberapa menit yang lalu saat Jaemin mengatakan suatu hal yang membuat jantungnya turun ke lambung kalau bisa dan tentu saja buku note biru milik Jekyung.

"Jisung tahu kalau Jaemin suka Jekyung?"

Mark lebih tidak siap menjawab daripada pura pura tidak dengar. Yeseul tahu itu.

"Mark?"

"Please jangan membahasnya di sini"

"Kali ini saja. Tolong beritahu"

"Kenapa kau suka membahas Jekyung?" Yeseul tertegun. Sebenarnya bukan Jekyung yang ia ingin tahu ceritanya. Ia tulus berteman dengan Jekyung dan sifat tertutup Jekyung membuatnya penasaran, tapi di balik itu semua Yeseul merasa ia perlu tahu cerita tentang Jekyung untuk mengetahui bagaimana kehidupan seorang Na Jaemin terbentuk.

"Ani, aku hanya penasaran"

"Jangan diteruskan"

"Aku akan memberitahu apa yang perlu kau tahu, tapi tidak untuk hal yang tidak perlu kau tahu"

Mark berubah seratus delapan puluh persen. Tegak lurus dan beda kutub dari Mark yang dikenal Yeseul selama ini.

"Baiklah" tapi hanya itu yang keluar dari mulut Yeseul. Selebihnya hanya keheningan sampai Jekyung dan Jaemin muncul dari dalam lift.

"Kalian menggunakan taksi. Aku sudah memesannya di depan. Aku akan mengantar Yeseul pulang"

Yeseul benar. Mark berubah. Bahkan Mark yang sekarang berbeda dengan Mark yang tadi pagi datang ke sekolah dengan mata masih terpejam.

"Oke. Hati hatii..." Jekyung melambaikan tangan seceria biasanya, Jaemin juga tersenyum lebar seperti biasanya. "Terima kasih"

"Ne.. aku duluan ya. Kalian juga hati hati" meskipun Yeseul melihat Jaemin dengan perasaan berbeda setelah pernyataan mengejutkan tadi.

Mark mendahuluinya berjalan sampai di depan lobi dan tiba tiba berhenti.

"Aku yang akan mengantar Yeseul" Jeno sedikit berlari untuk menemui mereka berdua.

"Tidak. Dia datang bersamaku. Dia tanggung jawabku" Mark menghalaukan tangannya di depanku.

"Ada yang ingin kubicarakan dengannya, Mark. Kau kenapa?"

"Bicara saja di sini"

"Tidak bisa. Kau kenapa sih?" Jeno sepertinya juga menyadari akan perubahan sikap Mark. Tentu saja, itu mendadak sekali.

The Goodbye PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang