19.

27 1 2
                                    

Belum benar benar mereka mengalami perpisahan kelas, tapi Yeseul sudah merasa kehilangan Jekyung.

"Mau rapat lagi sama Renjun?"

Jekyung merasa bersalah hingga mengatakan, "Yess" sambil meringis.

"Aku jadi iri sama Renjun"

"Yaa, Yeseul-ah. Setelah ujian dan ketika ini selesai aku akan mengajakmu jalan jalan keliling kota"

"Janjii yaa.."

"Tentu sajaa. Ingat itu. Oke. Sekarang, selamat tinggal. Merepet saja ke Jaemin kalau kau butuh teman" kata Jekyung sambil berlari kecil keluar kelas mengikuti Renjun.

"Ihhh..." Yeseul tidak terima, tapi percuma Jekyung sudah tidak terlihat.

Yeseul memutuskan sendirian datang ke kantin kemudian menuju datang ke lapangan untuk sekedar menghilangkan bosan daripada sendirian di dalam kelas.

Ia melihat pemandangan yang sepertinya biasa seperti hari hari lainnya, yaitu permainan sepak bola, basket, bahkan voli. Di hari yang sedingin ini, sakit jiwa emang anak anak ini.

Jaemin bermain sepak bola kali ini, dengan squad yang biasanya juga. Yang berbeda adalah lawan mainnya. Bahkan Yeseul tidak bersiap untuk melihat permainan ini, karena itu adalah, Jeno.

Mereka berdua tidak menyadari keberadaan Yeseul sampai permainan berakhir, sampai Yeseul kembali ke kelas. Ia sudah mulai merindukan Jekyung.

"Mana tas nya pake dibawa ni anak.."

Yeseul melihat ke belakang. Mark.

Ia berpikir Jekyung punya kejadian apa dengan Mark sampai ada perasaan seperti yang dijabarkan Jaemin kemarin.

"Enakkk ya jadi Jekyung sama Renjun.. nggak harus ikut pelajaran sekaligus pacaran" kata Haechan koar koar saat bel masuk pelajaran berbunyi.

Sekarang, Yeseul menduga Jekyung pasti ingin menyumbal mulut Haechan dengan apapun.

"Yaa, muluttt Chan-ah mulut. Gosipp aja kamu tu" kali ini Mark yang berbicara.

Jaemin masuk kelas paling akhir sebelum Miss Suzy masuk.

"Selamat siang"

"Siang, Miss"

"Ya, hari senin kalian sudah ujian. Saya sebagai wali kelas hanya bisa berpesan belajar yang baik agar kalian bisa masuk ke universitas pilihan kalian. Terima kasih, jangan patah semangat jalan kalian masih panjang. Oh iya, saya minta maaf kalau selama ini melakukan kesalahan dan kalau kalian punya kendala dalam hal apapun bisa ke kantor saya. Saya akan membantu"

"Nee, miss"

Yeseul secara pribadi mengagumi Miss Suzy karena Miss Suzy begitu peduli dengan siswa yang memang bertujuan untuk membutuhkan bantuannya. Seperti saat ia berada di tahun pertama SMA, miss Suzy lah yang merekomendasikan ia masuk ke kelas seni dan bahasa ini. Dan sebagai wali kelas Miss Suzy berinisiatif untuk memetakan minat dan bakat siswanya lewat angket saat pertama kali masuk dan menerima siapa saja yang ingin berbincang dengannya mengenai hal tersebut.

"Selanjutnya kalian bisa belajar di ruang penjurusan atau perpustakaan. Tapi jangan samoai menggganggu satu sama lain. Terima kasih. Selamat siang"

Yeseul membereskan alat tulisnya dan berniat untuk ke ruang penjurusan melukis saja ketika para siswa laki laki di kelasnya mulai rusuh.

Haechan menggelar papan caturnya kembali yang mendapat antusias dari Lucas. Akhir akhir ini Lucas menang melawan Haechan yang membuatnya ingin terus mengulangi kemenangan.

The Goodbye PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang