34.

28 1 0
                                    

Yeseul kehilangan Jekyung karena Jaemin mengambil alihnya agar Jekyung tidak bisa jauh darinya selama mereka menyebrangi lautan. Yeseul bisa saja menggambar di sketchbooknya atau berfoto ria seperti Haechan dan Yeji atau mencoba semua makanan di dalam kapal seperti Lucas. Tapi, tidak. Ia butuh teman untuk menceritakan betapa langit berwarna biru dan ombak sangat bagus. Yeseul berekspektasi Jekyung akan sangat bersemangat mendengarkan ceritanya sebelum ia tahu kalau Jekyung tidak suka berada di lautan.

"Permen?" Sebuah tangan terulur untuk memberikan sebuah permen mint berwarna biru.

Yeseul mengambilnya.

"Thanks, Njun"

"Oke.. Aku punya banyak kalau kau mau lagi"

"Kau akan berjualan atau apa"

Renjun menatap Yeseul. Datar.

"Ani. Aku hanya mempunyai stok banyak" ujarnya masih dengan tanpa ekspresi kemudian duduk di samping Yeseul. Permennya lumayan keras tapi Yeseul mendengar suara dari arah Renjun dan meyakini bahwa orang ini mengunyah semua permen yang ada di mulutnya.

"Siap untuk festival bapak komposer?" Yeseul mencoba membuka sebuah obrolan.

Renjun mengangguk.

"Harus siap kan. Apalagi yang bisa kita lakukan emangnya"

Seketika Yeseul menyesal karena telah bertanya.

Selanjutnya adalah keheningan sampai mereka benar benar sampai ke pelabuhan di pulau Jeju.

"Kau bisa berjalan bersamaku.. sepertinya Jekyung agak sakit"

Yeseul melihat kepala Jekyung masih tercepit di ketiak Jaemin bahkan ketika mereka sudah turun dari kapal. Yeseul berharap Jaekyung tidak gantian mabok aroma tubuh Jaemin setelah mabok laut.

"Bukankah kita naik mobil travel untuk mencapai tempatnya?"

Renjun mengangguk.

"Itu berarti kita semua duduk berjajar. Tak apa. Aku bisa dengan siapa saja"

"Yeseul-ah.." terdengar suara teriakan dari arah belakang. Renjun sama sama menoleh. Dan itu adalah Mark dengan keadaan tambah memprihatinkan. Yeseul menghampirinya.

"Wae?"

"Oiya Renjun juga.. Kalian cari mobil dengan plat nomer ini dan aku menunggu di sini dengan anak anak lainnya. Aku tidak kuat" Mark kemudian terduduk lemas. Rupanya ia juga mabuk laut tapi gengsi untuk membicarakannya.

"Yaelah, Markk. Jangan pingsann. Awas kauu pingsan!" Renjun berusaha membawa tubuh Mark ke tepi jalan dan berakhir di depan salah satu minimarket.

"Ayo Yeseul-ah" Yeseul mengikuti Renjun untuk mencari mobil travel yanh dikirim oleh Miss Suzy di pelabuhan di seantero tempat.

"Kenapa tidak minta nomer telepon supirnya ke Miss Suzy saja"

Renjun menyadari kebodohannya bahwa dirinya tidak memikirkan itu tadi.

Ia kemudian mengecek ponselnya. Memiringkannya ke kanan dan ke kiri.

"Tidak ada sinyal. Bagaimana ponselmu?"

Yeseul mengambil ponselnya di tas dan beruntung ada sinyal di ponselnya.

"Cepetan keburu ilang..." Yeseul menyerahkan ponselnya kepada Renjun untuk menuliskan nomer telepon Miss Suzy.

Renjun berhasil menghubungi Miss Suzy dan mereka harus menunggu setidaknya satu jam karena memang mobil travelnya baru akan berangkat dari tempat festival.

The Goodbye PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang