Para siswa perempuan berbagi satu ruangan dengan 3 tempat tidur dua tingkat. Sedangkan para siswa laki laki menghuni satu kamar dengan satu alas panjang bersama alat alat musik dan semua tas besar.
"Tas nya udah semua kan? Ngga ada yang ketinggalan" Mark mengecek suara semua pasukannya yang tinggal separuh kesadaran. Mereka sampai ketika sore hari tapi berasa melakukan perjalanan satu hari penuh.
Haechan memasang ekspresi wajah kosonh seolah ada suatu hal yang tidak ada. Jaemin sudah melipat coatnya yang bertujuan untuk dijadikan bantal.
"Lucas kemana?" Haechan akhirnya menyadari apa yang tidak ada.
Mark saling pandang dengan Renjun. Hesoo dan para siswa lain muncul di pintu.
"Kalian tadi yakin Lucas naik ke mobil travel kan?"
Mereka semua menunjukkan ekspresi yang sama, ekspresi saling bertanya.
"Haishhhh" Renjun mengacak rambutnya. Yakin kalau Lucas tidak keangkut tadi karena dia berasa bocah petualang yang main sendiri.
"Aku yang akan kembali ke pelabuhan.. Renjun, kau handle yang ada di sini. Jadwalnya sudah di share Miss Suzy kan"
"Beneran? Sendiri?"
Mark mengangguk, mengenakan kembali coatnya yang ia lepas ketika masuk ke dalam ruangan.
"Ada yang mau ikut? Jaemin? Haechan?"
Jaemin sudah memasang mode udang. Haechan masih sibuk berpikir.
"Oke.. aku sendirian. Kalian jaga diri baik baik. Jangan lupa yang cewek cewek.. jangan dibolehin main jauh"
Mark keluar menuju parkiran yang sangat ramai karena siswa dari sekolah lain baru berdatangan.
Yeseul dan Jekyung yang keluar untuk membeli jagung bakar melihat Mark berlari macam setrikaan di pagi hari.
"Markkkk... woyyy.." Jekyung berteriak cukup keras untuk mengalahkan suara kendaraan.
Mark melambaikan tangannya.
"Kemana?"
Mark hanya menunjuk telinganya dan melambaikan tangan.
Yeseul tidak mengira Jekyung lari begitu saja meninggalkannya di depan kedai jagung bakar.
Kemudian tak lama mereka berjalan berdua dengan langkah cepat.
"Yeseul-ah, aku mau menemani Mark untuk mencari Lucas dulu. Kau bisa kembali ke pondokan sendiri kan?"
"Lucas? Kenapa?"
"Dia kayaknya ketinggalan tadi. Aku juga tidak mengabsen kalian.." Mark terlihat menyesal.
"Ah, ye... terus pake apa?"
"APV pemilik pondok" Jekyung mengusulkan mantap yang Yeseul duga belum mendapatkan persetujuan dari Mark.
"Hah?"
"Trus pake apa emang? Kuda? Ngga mungkin kan. Udah ayok. Keburu malem nanti Lucas ngga ada bedanya sama tiang listrik. Bye Yeseul"
Jekyung menarik lengan Mark dengan paksa.
"Udah paling bener tadi aku harusnya pergi sendirian" Mark menyesal ia harus bertemu dengan Jekyung dan orang ini memaksa ikut dengannya.
Yeseul membawa dua buah jagung kembali ke pondok. Tapi di tengah jalan ia berpikir daripada ia tidak bisa melakukan apa apa tanpa Jekyung ia mengubah jalannya ke arah taman yang tadi ia lihat penuh lampu saat mereka tiba di tempat ini.
Menurut Yeaeul tempat yang digunakan festival ini sungguh tepat. Tempatnya tidak begitu besar ataupun kecil. Ada banyak pondok yang cukup untuk semua pengunjung dan tentu saja perwakilan sekolah tiap provinsi akan cukup di sini. Lagian tidak semua provinsi mengirimkan wakilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Goodbye Pain
FanfictionSome pray for the rain, others pray for peace. I pray for your happiness, with or without me. - Anonym Ada suatu ketentuan dimana pada semester dua akhir di kelas dua, para siswa disatukan di dalam satu kelas penjurusan dengan keahlian yang sama. Da...