Chapter 9: I'm Sorry, Dear

459 61 17
                                    

HALOOOOOOO CINTAAAA!!!

TANGANKU GATEL NIH, UP YA. TAPI SATU DULU...

MAU BIKIN KALIAN TEGANG DAN MEMBEKU SEPERTI PILEM PROJEN

AYO RAMEIN, VOTE, COMMENT, SHARE, SUBSCRIBE AKUN INI. BIAR GAK SEPI KAYAK JALANAN DI MASA SELF QUARANTINE INI!!





()lah anjir capslock jebol mbaknya









"Kumohon dengarkan penjelasanku dulu, sayang.."

Yifan berulang kali memohon kepada permaisurinya untuk memaafkan kesalahannya. Ia benar-benar menyesal. Dan ia ingin memperbaiki semuanya.

Namun Zitao seolah menutup kedua telinganya, enggan mendengar tuturan Kaisar dan memilih untuk diam.

Ia kecewa, sungguh. Salah satu tabib istana berkata kalau Luhan tengah depresi. Rasa sakit yang dialaminya tidak hanya merusak fisiknya saja, namun mentalnya sekaligus. Dayang Mi telah menceritakan semuanya, mulai dari tamparan keras, cambukan, caci maki, bahkan siksaan selama Luhan ditahan.

"Apa maumu sekarang? Bukankah si pembunuh itu sudah kau siksa hingga kau berpuas diri?" Tanyanya dengan intonasi mengejek.

"Dia bukan pembunuh, dia anakku! Jangan sekali-kali kau menyebutnya sebagai seorang pembunuh!"

Lantas, Zitao kembali tertawa. "Apa katamu? Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau Luhan itu pembunuh? Kau bahkan tidak mau menganggapnya sebagai seorang keturunan Wu. Kenapa sekarang ucapanmu berubah lagi?"

"Itu karena aku terlalu larut dalam emosi." Bela Yifan. "Aku terlalu terburu-buru untuk mengambil keputusan. Junhui juga dengan seenaknya mencambuk punggung Luhan. Kenapa kau terus memojokkanku seperti ini?"

"Kau ayahnya! Kau seharusnya datang menghampirinya, lalu menggantikan punggung anakku yang sedang dicambuk dengan punggungmu. Kenapa kau tega sekali dengan anakmu? Apa karena dia adalah anak perempuan dan lemah, jadi kau bisa seenaknya membiarkan anakku sekarang sudah hampir gila karena ulah bodohmu?!"

Yifan lantas terdiam, ucapan menohok sang istri barusan telah mengoyak dalam-dalam hatinya.

"Kau diam, kan? Jadi sekarang yang harus kau lakukan adalah menjatuhi Yuemu dengan hukuman berganda. Satu karena telah meracuniku, satu lagi karena telah mengambing-hitamkan Huang Luhan atas kesalahannya yang diperbuatnya padaku." Perintah Zitao.

"Wu Luhan! Namanya adalah Wu Luhan, bukan Huang Luhan. Jangan pernah kau mengganti nama anakku dengan seenakmu saja!"

"Kau bukan ayahnya, dia bukan anakmu. Ingat kembali ucapanmu waktu itu, Wu Yifan. Kau belum dan tidak akan pernah mau menarik ucapanmu atas anakku."

Zitao kemudian pergi. Ia butuh sesuatu untuk menjernihkan pikirannya.

🌟

🍁

🍂

"Putri Luhan.."

Gadis muda itu menatap kosong ke arah sumber suara. Disana berdiri Dayang Mi, tangan kanan ibunya yang memang ditugaskan untuk merawatnya hingga sembuh.

"Dayang Mi, ada apa?" Tanya Luhan datar.

"Saya kemari untuk memeriksa luka di punggung anda. Bolehkah?"

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang