Ting Tong!
Makasih ya buat doa kalian yang kemarin kasih komen. Kemaren juga ada temen di Whatsapp yang doain supaya diri ini cepat sembuh.
Udah gak separah kemaren kondisiku. Itu karena sarang semut sama jeruk asam yang disuguhi sama mamah. Tentu aja disaranin sama papah yang galak 😣😣. Tapi ya gitu, meski udah rada baikan, pengobatan harus tetap jalan sampe bener-bener pulih.
Entah bagaimana caraku untuk membalaskan kebaikan kalian ini. Hanya double up yang bisa kuberikan. Sebab cinta kalian tak bisa kubalas semudah memberi sembako dari Bapa Galaxy.
"Darah Permaisuri Wu berwarna sedikit pekat. Hamba sepenuhnya yakin kalau Permaisuri telah diracuni oleh seseorang."
Kata-kata itu terus terulang dalam benak Yifan.
Dirinya tengah dilanda kebingungan. Perasaanya kini bercampur aduk. Antara marah, sedih, bimbang. Entahlah.
Separuh nyawanya telah berjuang. Dan apa yang bisa dilakukannya? Tak ada hal yang lain selain berdoa dan berharap agar keajaiban atas istrinya terjadi.
Namun, mau sampai kapan? Berapa lama waktu yang harus ia lewati demi menunggu untuk separuh nyawanya sadar? Mau berapa lama lagi ia harus bersabar sampai mata serupa panda milik wanitanya terbuka lagi?
"Yang Mulia, Perawat Xi ingin bertemu dengan anda."
Yifan berbalik, dirinya mendapati sang perawat kepercayaan dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.
"Bagaimana perkembangannya?"
Perawat Xi hanya bisa menggeleng. "Sepertinya harapan hidup Permaisuri tidak banyak. Karena memang Permaisuri sudah diracuni dengan jumlah takaran racun yang diluar batas."
Yifan mengusap kasar wajahnya, ia seolah merasakan langsung apa yang dialami oleh pujaan hatinya.
"Kalau hamba boleh bertanya, apa yang paling sering dikonsumsi oleh Permaisuri akhir-akhir ini, Kaisar?" Tanya Perawat Xi.
"Entahlah, tapi setahuku, setiap pagi Permaisuri selalu meminum teh bunga melati."
"Teh bunga?" Beo Perawat Xi.
Yifan mengangguk.
"Boleh saya meminta teh melati dalam bentuk keringnya, Yang Mulia?"
"Tentu, tentu saja. Tunggu sebentar, biar saya ambilkan."
🌟
🍁
🍂
"Mama, hiks.."
Pedang itu dilemparkannya ke sembarang arah. Anak-anak panah itu ditembakkannya ke arah yang tak menentu.
Luhan tidak tahu lagi bagaimana keadaan ibunya saat ini. Kritis, dengan kondisi darah yang mengandung racun mematikan.
Siapa yang berencana membunuh ibunya? Siapa yang menginginkan kematian ibunya? Apa yang pernah dilakukan ibunya hingga orang itu berniat membunuhnya?
Untuk sementara, Yifan meminta Junhui untuk tinggal sampai Zitao sadar. Itu yang membuat Luhan setidaknya merasa bahwa ia memiliki teman.
Tapi hampir setiap waktu, Luhan selalu memilih untuk menyendiri.
"Hei.."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓
Fanfiction[END] Wu Luhan, seorang putri tunggal keturunan dinasti Wu Tian yang hidup dibawah tekanan berat sebagai seorang penerus takhta. Tak ada yang mau menganggapnya karena kedudukannya yang hanyalah seorang putri. Tantangan hidup berhasil membuatnya ber...