Chapter 29: I Love You

433 63 16
                                    

Mau kasih tau sesuatu.

Mungkin ada yang risih karena aku suka banget kasih-kasih mulmed bukan gambar hasil edit atau seenggaknya latar China di zaman sejarah. Tapi malah ost drama yang judulnya hampir sama terus.

Kenapa begitu?

Fanfiction ini sedikit ambil ide dari drama itu. Kalau kalian nonton dramanya, ceritanya lumayan berbelit-belit tapi bagus.

Setiap aku membaca cerita ini, aku gak lupa putar mulmednya. Disitu aku baper berat, kalo baca ini suka nangis terus. Sampe dikira kenapa aku ini, hihihi.

Udah deh, segitu aja. Moga-moga suka sama cerita ini ya :)

Sebab antusias kalian adalah kebahagiaanku.





































Junmyeon mengajak sepupunya itu untuk bermain panah dan bertarung pedang di hutan. Sementara Luhan akan beristirahat, Shixun menerima ajakan Junmyeon. Ia juga butuh sesuatu untuk menyegarkan isi pikirannya dan sepupu pendeknya ini selalu tahu apa yang menjadi keinginannya.

"Kapan kalian akan pulang?" Junmyeon menggantung busurnya pada ranting pohon dan melepaskan pedang serta sarungnya dari sisi pinggang, lalu duduk di tanah diikuti Shixun yang duduk di sebelahnya.

"Besok. Kondisi Luhan belum cukup kuat untuk perjalanan panjang. Aku tidak mau dia kenapa-kenapa jika harus menempuh jarak sejauh itu."

"Memangnya kau akan membawanya pulang dengan apa?" Tanya Junmyeon lagi.

"Kuda." Shixun menjawab santai. Tidak tahu betapa geramnya Junmyeon dengan jawabannya yang tidak masuk akal seperti itu.

"Kau sudah gila? Jika kau ingin membawa Luhan pulang menaiki seekor kuda, lebih baik kau bunuh saja dia di tengah perjalanan. Itu tidak baik untuk kondisinya." Junmyeon berucap tegas.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku hanya membawa seekor kuda kemari. Tidak mungkin aku menggunakan tandu atau semacamnya."

Junmyeon menghela nafasnya. Sepupunya ini memang tidak bisa berpikir luas. "Astaga, kau itu anak seorang bangsawan, tapi hidupmu kelihatan melarat sekali saudaraku. Baiklah, aku akan meminjamkan sebuah kereta kuda. Pakai itu untuk transportasi Luhan hingga dia tiba di rumah."

"Kau kira aku mau menerimanya? Ish, lebih baik aku mati berjalan kaki daripada harus menaiki kereta kuda itu. Kereta kudamu itu penuh dengan jerami dan kotoran kuda. Bau sekali." Shixun berucap sedikit geli. Ingat bagaimana sepupunya itu meminjamkannya sebuah kereta kuda yang sudah usang. Jerami dan kotoran berserakan dimana-mana. Mengingatnya membuat Shixun trauma dengan kereta kuda.

Junmyeon memukul kepala sepupunya. Benar-benar bodoh sekali. Itu bukan maksudnya. Tidak mungkin ia meminjamkan kereta kuda yang sama seperti waktu itu. Junmyeon sudah mempersiapkan kereta kuda yang khas dan mewah, khusus untuk anggota kerajaan.

"Kalau untukmu, aku akan memberi kereta kuda yang itu. Tapi untuk Luhan berbeda. Kau tahu seperti apa ayahnya, kan? Sempurna dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki. Nah, sebagai suami yang baik, seharusnya kau memberinya sesuatu yang istimewa. Seperti aku." Ucap Junmyeon sedikit sombong.

"Cih, memangnya kau mau memberikan apa?"

"Kereta kuda milikku." Ucap Junmyeon, nada bicara yang sombong tertata rapi dalam perkataannya. "Aku akan meminjamkan salah satu kereta kuda khusus milikku yang benar-benar mewah. Terlapisi emas dan perak, ditudungi kain lenan merah, biru, dan emas yang dikombinasikan, dengan lambang Negeri Silla pada kekang kudanya. Istimewa, untuk orang yang sama istimewanya dengan kereta itu." Jelas Junmyeon panjang lebar.

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang