Halo sahabat!!!
Selamat datang di Epilog cerita ini. Satu dari dua side story Putra Mahkota Shixun dan Putri Mahkota Luhan yang katanya sih, bakal punya baby.
Penasaran? Hayu dibaca.
"Pagi, sayang."
Luhan masih terduduk di tempat tidur meski matanya sudah terbuka. Ia menatap Shixun yang datang dengan membawa sarapan paginya.
Perut Luhan sudah begitu bulat sekarang. Jika dibandingkan dengan kehamilan Yixing yang berusia sembilan bulan, mungkin Luhan lebih besar ukurannya. Jauh dari dugaannya kalau perutnya akan kecil sama seperti kehamilan pertamanya. Mungkin disebabkan oleh masalah psikisnya yang buruk pada saat itu, entahlah. Karena itu Luhan jadi mudah letih dan malas untuk bergerak banyak. Luhan suka sekali menyuruh Shixun untuk melakukan semua yang diperintahkannya. Sama seperti sekarang, ia menyuruh Shixun untuk turun dan mengambil sarapan paginya.
"Kau sudah sarapan?" Tanya Luhan saat Shixun menaruh sarapan paginya di atas meja.
"Sudah, aku sempat mengganjal perutku dengan buah tadi. Ayah dan Ibumu juga memintaku untuk membawakan ini untukmu." Ujarnya lagi, menunjukkan satu buntalan besar berisi pakaian rajut untuk bayi.
"Banyak sekali. Apa dia akan memakai semua baju-baju ini?"
"Ini pekerjaan Ibu kita, Luhan. Mereka senang sekali mendengar kabar kehamilanmu. Lihatlah, aku bahkan harus meminta bantuan salah seorang pengawal untuk membawa ini semua." Shixun mengarahkan telunjuknya kepada salah seorang pengawal yang tengah berdiri di ambang pintu. Ia tampak begitu kelelahan.
Luhan tersenyum simpul. Lantas ia bergerak ke kiri, hendak berjalan menuju meja. Shixun senantiasa menuntun langkahnya, takut jika Luhan kenapa-kenapa. Ia jauh lebih posesif sekarang, Luhan serasa dikurung saat ini.
"Bagaimana kabarmu, Xiao Taiyang? Apa kau masih nakal pada Mama?" Tanya Shixun sembari mengusap perut Luhan, lalu mengetuknya pelan.
Xiao Taiyang, nama yang begitu manis. Nama itu merupakan hasil pemikiran Shixun selama tiga hari. Bila diartikan, Xiao Taiyang adalah Matahari Kecil. Sempurna untuk menggambarkan seberapa berharganya kehadiran bayi kecil itu dalam kehidupan Putra dan Putri Mahkota Kekaisaran Cina tersebut.
"Kurasa dia ingin sekali keluar sekarang. Lihat ini, dia bahkan menendang perutku dengan kuat." Ujar Luhan sedikit meringis. Tendangan anaknya disana bukan main-main sakitnya. Benar-benar hendak keluar sesegera mungkin dari perut ibunya.
"Sabar, hmm? Prediksi Perawat Xiao empat minggu lagi waktu persalinanmu tiba. Kita harus menunggu hingga saat dimana waktunya tiba." Ujar Shixun. Tangannya memijit bagian bawah perut Luhan dengan perlahan. Berikut dengan sebelah tangannya lagi mengusap punggung wanitanya.
"Ung, baiklah."
"Kau mau keluar? Kita bisa berjalan-jalan di sekitar sini jika kau mau." Ajak Shixun.
"Kalau ke luar istana, apa boleh?"
Pertanyaan Luhan itu mendapat balas berupa mata Shixun yang membola sempurna. Apa maksudnya? Shixun bahkan masih ragu untuk membawa Luhan untuk sekedar berjalan-jalan di sekitar paviliun. Apalagi jika keluar, seseorang tolong cabut jantung Shixun sekarang juga.
"Jangan keluar dulu. Kau tahu aku benar-benar khawatir dengan keadaanmu. Bahkan aku selalu mengawasimu karena keadaan perutmu. Mengertilah." Ujarnya.
"Tapi aku bosan. Kau tidak ada bedanya dengan Baba dan Mama. Selalu saja melarangku untuk keluar. Padahal, ini bukan keinginanku." Luhan merengek, mengusap perutnya perlahan. Menggunakan anaknya sebagai alibi agar keinginannya terkabul.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓
Fanfiction[END] Wu Luhan, seorang putri tunggal keturunan dinasti Wu Tian yang hidup dibawah tekanan berat sebagai seorang penerus takhta. Tak ada yang mau menganggapnya karena kedudukannya yang hanyalah seorang putri. Tantangan hidup berhasil membuatnya ber...