Wattpad error banget akhir-akhir ini. Chapter yang sudah terpublikasi malah acak-acakan. Maaf, tapi itu bukan kesalahanku. Itu kesalahan teknisi komputer.
Ada yang tau cara perbaikinya?
Dari judul kalian udah bisa tebak apa yang terjadi di chapter ini kan?
Ini bukan sekali dua kali Shixun dengan bejatnya mabuk lalu datang kepada Luhan dan menyiksa wanita itu untuk memuaskan gairahnya. Entah kenapa, isi pikiran Shixun ketika mabuk adalah Luhan. Namun pria itu sampai kini tidak mau mengakui perbuatan bejatnya yang menyakiti Luhan secara fisik dan mental. Ia masih tetap pada pendiriannya; Luhan datang merayu dan memuaskannya. Seperti perempuan-perempuan murahan di luaran sana yang menginginkan kepuasan melalui lelaki terhormat dan kaya. Padahal kenyataannya bukan seperti itu.
Kondisi Luhan semakin hari semakin memburuk. Wanita itu semakin ketakutan dan selalu mengurung diri di kamarnya. Ia menolak untuk makan dan keluar kamar hanya untuk ke kamar kecil.
Ah iya, mengenai rencana perjodohan Luhan dengan keponakannya, Baixian memilih untuk membatalkannya. Segera setelah ia tahu kalau selama ini Shixun sendirilah yang memperkosa dan menyiksa Luhan, Baixian memutuskan untuk tetap mempertahankan pernikahan mereka. Ia hanya mampu berharap suatu hari nanti, Shixun mau menerima pernikahannya dengan Luhan.
Putri Negeri Silla itu malah bersyukur karena keberadaan Luhan di rumahnya. Pada akhirnya, impiannya untuk mempunyai anak perempuan terwujud. Meski Luhan adalah menantunya, namun melihat keadaan Luhan yang tidak baik seperti itu menggerakkan hati kecil Baixian untuk merawat Luhan dengan baik seperti anak perempuannya sendiri.
"Ibu, aku tidak mau makan."
Lagi dan lagi, Luhan bersikap aneh daripada biasanya. Wanita itu mulai merengek karena tidak suka dengan aroma sup ikan yang Baixian suguhkan kepadanya dan meminta daging sapi panggang sebagai penggantinya. Ini bukan sekali dua kali Luhan merengek tidak mau makan makanan yang berkuah untuk memperbaiki kondisi tubuhnya. Luhan selalu meminta daging panggang atau pangsit daging untuk dimakan. Itu tidak baik untuk kesehatannya.
Berkali-kali Luhan suka sekali keluar kamar dan berinisiatif merangkai bunga seperti yang ibu mertuanya lakukan. Itu aneh sekali, namun disisi lain Baixian bersyukur karena bunga yang Luhan rangkai tidak begitu buruk hasilnya. Wanita itu juga sering keluar kamar hanya untuk membersihkan rumah. Itu adalah pekerjaan yang berat jika melihat seberapa besar rumah Keluarga Wang, namun Luhan menolak bantuan dari siapapun. Ia bahkan merengek jika ada yang membantunya melakukan pekerjaan rumah.
"Luhan, ayolah. Kemarin kau meminta sup ikan. Sekarang Ibu sudah membawakannya untukmu." Pinta Baixian lembut.
"Sudah kubilang Bu, aku tidak mau makan sup ikan. Tidakkah Ibu mengerti?"
Kemudian pintu terbuka, Chanli masuk karena penasaran dengan keributan yang terdengar nyaring dari halaman depan rumah. Pria itu memutuskan untuk mencari asal suara dan ya, lagi-lagi ia melihat Baixian tengah beradu mulut dengan menantunya.
"Ada apa lagi ini?"
Baixian sedikit menarik Chanli untuk berada sedikit jauh dari Luhan. "Sayang, Luhan tidak mau makan lagi. Kemarin dia meminta sup ikan untuk hari ini. Tetapi ketika aku memberikan sup ikan, dia malah merengek dan tidak mau makan." Adunya.
"Oh, Dewa. Kukira itu masalah besar." Ucap Chanli sedikit kesal.
"Apa maksudmu mengatakan kukira itu masalah besar? Luhan sudah mengalami hal ini selama tiga bulan terakhir! Kau tidak tahu apa saja permintaannya yang aneh-aneh padaku? Kau kira mudah untuk mengabulkannya?" Ucap Baixian keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓
Fanfiction[END] Wu Luhan, seorang putri tunggal keturunan dinasti Wu Tian yang hidup dibawah tekanan berat sebagai seorang penerus takhta. Tak ada yang mau menganggapnya karena kedudukannya yang hanyalah seorang putri. Tantangan hidup berhasil membuatnya ber...