Chapter 15: A Struggle

396 64 1
                                    

Special gift to celebrate 200 votes for Show Yourself. So proud of you guys!

Sekaligus seneng karena cerita ini dapat rank 🎖️1 di #shixun, 🎖️2 di #xunlu, dan 🎖️3 di #dynasty 🎊🎊🎊🎊








Pulang dari pasar malam, Shixun benar-benar harus segera pulang dan menceritakan semua yang terjadi hari ini kepada ibunya.

Gadis itu, astaga. Benar-benar mampu menggelitik relung hatinya, datang tanpa izin lalu tinggal menetap di dalam sanubarinya.

Entah dorongan dari mana Shixun tanpa sadar bisa jatuh hati hanya dengan menatap mata gadis itu. Pun dengan kulit tangan lembut gadis itu yang sedikit bersentuhan dengan kulitnya. Benar-benar lembut, berbeda dengan gadis-gadis lain yang pernah bersentuhan tangan dengannya.

Baginya, gadis itu berbeda. Sama seperti ibunya, berbeda dengan gadis lainnya. Kau tahu maksudku? Langka. Seperti sebuah batu safir dengan kilauan istimewa, sulit dijumpai di antara batu-batu safir lainnya.

Sialnya, cadar serta kerudung yang gadis itu pakai menghalangi maniknya untuk melihat lebih. Ia ingin melihat semuanya. Shixun seolah terobsesi untuk mencari tahu siapa sebenarnya gadis bercadar merah muda itu.

Tapi untuk sekarang, sepertinya ia harus meninggalkan perasaanya, sebuah mandat besar menantinya. Ia harus segera menemukan keberadaan calon ratu Kekaisaran Cina itu secepatnya.








Liu Yifei, aku menunggu saat-saat kita bisa bertemu lagi. Tunggulah hingga mentari terbenam di ufuk barat. Aku akan menemukanmu dan membuka cadarmu.

🌟

🍁

🍂

"Astaga, 30 Yuanku yang berharga. Jika saja cincin ini tidak hilang, aku pasti tidak akan kehilangan uang sebanyak itu. Aaaaah, kenapa kau ceroboh sekali sih?"

Gadis itu bermonolog sepanjang perjalanan pulang. Batu-batu kerikil di jalanan dilemparkannya ke batang pohon. Kadang arah lemparannya meleset hingga mengenai kepala orang.

"Hei, kau! Sebaiknya berhati-hati sedikit. Aww, kepalaku sayang... Sakit sekali kau tahu?!"

Berakhir dengan Luhan yang menggerutu sepanjang jalan pulang. Sial sekali memang.

Kenapa setiap bertemu dengan pria yang namanya Shixun itu hidupnya selalu mendapat sial? Tapi kenapa si Shixun itu tampan sekali? Oh, astaga. Dua pertanyaan itu terus-menerus muncul di benak Luhan.

"Mungkin aku tidak akan memasukkannya ke lautan yang penuh hiu lapar. Hmm, bagaimana kalau ke dalam kandang singa peliharaan Mama?" Luhan berpikir. "Eumm, tapi aku telah memutuskan pergi. Aku tidak mau mengungkit-ungkit kehidupanku dulu. Ayolah, Yifei.."

Sesampainya di rumah, suasana sudah sepi. Lentera sudah dimatikan. Sepertinya Nenek Han sudah tidur. Buktinya sudah tidak ada lagi suara yang terdengar.

Mungkin sebaiknya Luhan tidur. Kepalanya jadi pusing karena memikirkan apa yang telah terjadi hati ini.

🌟

🍁

🍂

Untuk pagi ini, ada baiknya kita berkunjung ke komplek istana.

Suasana di sana benar-benar sunyi. Tidak ada suara teriakan geli seorang anak kecil, tidak ada suara keluhan seorang gadis muda yang kelelahan karena masa pelatihannya yang semakin berat, tidak ada suara tawa yang menggema dari kediaman sang calon ratu di Paviliun Mawar.

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang