Chapter 33: Happiness

433 58 24
                                    

Oh Abang dimana kau~
Adikmu yang cantik ini mencarimu~

Abang oh Abang
(wik wik)
Dimana kamu
Eheeee

Sepenggal lagu untuk Rainy Tuesday in Pekanbaru.




















Bahagia itu sederhana.

Ya, sangat sederhana bila kita mampu menafsirkannya dengan baik.

Bahagia.

Satu kata dengan jutaan makna. Tidak ada orang di dunia ini yang memiliki kebahagiaan yang sama persis seperti kebahagiaan milik orang lain.

Seorang petani memiliki kebahagiaan yang berbeda dengan anaknya. Meskipun mereka masihlah sedarah dan memiliki mata pencaharian yang sama.

Kebahagiaan.

Yifan tahu definisi kebahagiaan bagi istrinya adalah kebahagiaan Luhan, putrinya. Dan kebahagiaan menurut Luhan, putrinya adalah kebebasan. Bukan berarti Luhan mengingini hidup yang lepas dari tanggung jawabnya.

Hari ini Yifan merasakan kebahagiaan mereka bertiga bertemu tanpa sengaja. Kebahagiaan yang mereka tunggu-tunggu. Luhan telah kembali, bersamaan dengan kabar bahwa Luhan telah menikah.

Satu yang kalian harus tahu, seorang ayah pastinya menginginkan putrinya mendapat kebahagiaanya sendiri. Lepas dari pengaruh keberadaannya. Dan Yifan berhasil. Luhan telah menemukan kebahagiaannya, meskipun ia tahu besannya adalah orang yang membencinya setengah mati.












Baiklah, mari kuceritakan padamu satu hal.

Yifan dan Yunho, kakak laki-laki Baekhyun. Mereka berteman baik, sangat baik dan begitu akrab. Seluruh tanah Cina dan Silla mengakui kedekatan calon pemimpin mereka itu. Mereka selalu bermain bersama, berburu bersama, memanah bersama, dan belajar tentang sejarah bersama-sama.

Hingga lahirlah adik perempuan Yunho. Putri Baekhyun namanya. Yunho begitu menyayangi Baekhyun sebab hanya dialah satu-satunya saudaranya yang seibu. Yunho selalu mengajak Baekhyun pergi bersama kemanapun, kecuali untuk mandi. Oh, tentu tidak. Inang pengasuh Baekhyun yang akan menangani hal yang satu itu.

Suatu hari, Yifan dan Yunho sedang membaca buku sejarah di perpustakaan Istana Silla. Dan Baekhyun, yang masih begitu manja; memilih untuk ikut dengan kakaknya entah untuk apa. Baekhyun membawa semua mainannya. Anak itu membiarkan mainannya berserakan di meja yang ditempati oleh buku-buku bacaan kakaknya.

Yifan merasa terganggu. Dengan kesal ia membuang boneka kayu milik Baekhyun keluar. Tak lama kemudian, Baekhyun menangis. Berteriak dan memukuli Yifan dengan tangannya bahkan nyaris melempar teman kakaknya itu dengan buku sejarah yang cukup tebal. Yunho meminta maaf pada Yifan karena sudah membuat waktu belajar mereka terganggu. Tapi meskipun kakaknya sudah meminta maaf, Baekhyun tetap tidak terima. Ia bersumpah akan selalu membenci si tanaman bambu yang telah merusakkan bonekanya itu.

Menyebalkan? Tentu saja.

Tapi Baekhyun adalah adik sahabatnya, yang sekarang telah menjadi besannya. Yifan harus menghilangkan rasa sebal itu jauh dari dirinya. Bukan tanpa sebab, Yifan tidak mau istri dan putrinya tahu masalah ini.









"Ung, Baba?"

Luhan sudah bangun, matanya berkedip berulang kali. Bibirnya mengerucut. Menggemaskan sekali. Oh, sadarkan Yifan kalau putrinya kini sudah menjadi istri orang.

"Pagi, sayang. Bagaimana tidurmu?" Tanya Yifan, merapikan rambut Luhan yang nampak begitu kusut.

"Uhm, nyenyak sekali. Apa Baba tidak tidur semalaman?" Luhan melihat kantung mata ayahnya yang sedikit menebal. Wanita itu yakin ayahnya terjaga semalaman demi dirinya.

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang