Karena dukungan kalian, aku lanjutin ehe. Tapi aku kasih rate [M] bukan berarti cerita ini terlalu vulgar dsb, readers yang ikutin aku dari lama pasti tau.
Jangan lupa vomment dear.
***
Namanya adalah Park Jimin, lelaki terkaya se Asia --- CEO Pj Corp. yang juga merupakan perusahaan desain interior terkemuka Korea Selatan. Dari yang aku dengar, dia baru memimpin perusahaan ini sekitar dua tahun tapi sudah mengubah harga saham sedemikian besar. Karena telah membawa kejayaan di waktu yang cukup singkat, namanya sudah nangkring dalam daftar lima orang berpengaruh di dunia di usianya 26 tahun.
Tidak ada satupun orang yang tidak kagum padanya.
Sebagai salah satu pewaris keluarga Park, ia begitu terkenal dan hormati. Sebenarnya aku tidak yakin dia itu di hormati bagaimana, namanya juga pengusaha. Semuanya penjilat. Tersenyum sok ramah pada yang menguntungkan, tidak melirik pada yang tidak berhubungan, dan yang paling kejam, bahkan dapat menodong pisau pada yang menghalangi jalan.
Sayangnya, aku termasuk pada lingkaran murahan itu. Bekerja sebagai bagian marketing perusahaan yang aku tahu bahwa itu tidak lebih baik daripada bekerja sebagai pelayan bar.Dan, sepertinya aku akan semakin tenggelam dalam lingkaran tak berujung.
Kang Seulgi
[Staff Marketing PJ Corp]Park Jimin
[Direktur Utama PJ Crop]Duduk sambil menegakkan pundak dan membusungkan dada. Aku, Kang Seulgi sedang berpose sok berjaya ketika biasanya aku selalu tertunduk lesu setiap bertemu dengannya. Tapi, kali ini aku harus melakukannya.
Entah apa yang dua orang pria ini bicarakan, aku hanya harus duduk tegap tanpa bantahan. Tapi dengan ilmuku yang terbatas ini, mereka tengah membahas kontrak kerja. Park Jimin menjelaskan dengan singkat, dari yang aku perhatikan dia orangnya benar-benar tidak bertele-tele tapi client bapak perut buncit ini tidak cukup serius. Kerjanya hanya melirik ke arah dada dan pahaku saja. Atau aku yang ke-geeran?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO || Pjm [END]
Fanfiction[M] terdapat beberapa kekerasan seksual. Mereka belum menikah tapi masalah tak kunjung usai. Membuat Kang Seulgi membesarkan seorang anak sendirian. Ya, anaknya Park Jimin. Bukan cerita happy ending.