Kalian yang terbaik, gaes.
I purple u, all.Di part sebelumnya banyak banget typo, itu karena setiap nulis aku ngga scroll ke atas lagi.
Entah kapan baru bisa ngedit :v
Semoga kalian memaafkan.
💜💜💜***
Sepanjang perjalanan wanitanya menjadi diam, semburat kekesalan pun hinggap pada pria bernama Park Jimi itu. Dia bahkan sengaja mengendarai dengan ugal-ugalan.
"Jim, yang serius."
Bukan bentakan, cerocos kesal, apalagi amarah bahkan saat Jimin hampir menyenggol pengendara bermotor. Namun yang terdengar hanya sebuah lirihan.
"Kau kenapa?" Jimin berniat menepikan mobilnya, perubahan ekspresi Seulgi tidak bisa di toleran lagi.
"Berhentikan di depan kantor, Jim."
"Kantor siapa? Kantorku atau kantormu?"
"Itu... Kantorku sudah kelihatan."
Jimin mengikuti pandangan Seulgi pada gedung tinggi berwarna hitam kombinasi biru. Kantor tempat Seulgi bekerja sekarang.
Lalu? Apakah pria bernama Kim Namjoon itu yang sudah membuat moodnya Seulgi buruk, bahkan wanita itu rela menunda menuju rumah sakit. Jimin tidak akan memprotes untuk sementara.
Tapi dia juga tidak akan diam saja. Berani mengusik Seulgi, ha?
Jimin menepikan mobilnya di depan pintu masuk, melihat punggung Seulgi yang menghilang di balik pintu kaca. Semakin jauh, dan sangat jauh seolah dia tidak akan pernah melihat wanita itu lagi.
Pria itu mengemudikan kendaraannya dengan cepat, panggilan rapat sialan. Bersamaan dengan itu, dia berusaha menghilangkan perasaan bodoh yang membuat gusar tak karuan.
"Tuan, maafkan saya tapi rapat ini harus dipimpin sendiri oleh anda."
"Tiga bulan. Tidak! Aku akan memotong gajimu setengah tahun." Dia asal bicara sebenarnya.
Tut!
Dia memutuskan sambungan dan memukul stir dengan kesal. Disaat yang bersamaan dia bingung apa yang membuat perasaannya seperti ini.
Dan, disinilah Kang Seulgi menghentikan langkahnya. Gudang berdinding kayu yang terlihat sangat rapuh. Setelah memastikan Jimin pergi, dia menaiki taksi menuju sebuah distrik bernama Gyonggi kemudian ke selatan sedikit tempat dimana danau yang dimaksud Cellia berada.
Sebuah tempat tak layak dengan dinding berdebu nan rapuh, kenapa bisa wanita itu menyandera anak kecil yang bahkan tengah buruk kondisi kesehatannya.
Seulgi terpekur di depan pintu, bagaimana jika Kyne kembali down, sungguh kaki Seulgi terasa lemas membayangkannya.
Kreet....
Pintu lapuk yang terbuat dari kayu renggang itu terbuka, menampakkan sosok buah hatinya yang begitu lemah dengan pakaian rumah sakit yang ketara.
"Kyne, mommy here!"
Seulgi berlari secepat kilat, detik berikutnya dia merengkuh tubuh ringkih Kyne Smith. Seorang anak laki-laki malang yang bahkan tidak menyandang marga ayahnya.
"Mommy, its u?"
Kyne ingin mengusap matanya yang baru saja terbuka tapi kedua tangannya terikat ketat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO || Pjm [END]
Fanfiction[M] terdapat beberapa kekerasan seksual. Mereka belum menikah tapi masalah tak kunjung usai. Membuat Kang Seulgi membesarkan seorang anak sendirian. Ya, anaknya Park Jimin. Bukan cerita happy ending.