Bagian: 23

1.7K 216 23
                                    


"Buah dari kesalahan"


Ruangan besar itu tampak sepi kecuali seorang pria saja yang tengah sibuk dengan tumpukan berkasnya. Selesai satu map maka dia segera meraih map lainnya untuk memeriksa dan menerima apakah berhak di lanjutkan atau perlu beberapa revisi.


Tak terasa, sudah hampir dua jam dia berkutat dengan berkas disana. Hal yang menunggunya ketika dia mangkir sudah sekian lama. Walaupun Anna Hwang dapat menggantikan posisi sementara, tapi tanda tangan Park Jimin tiada duanya. Dengan segala goresan sudah mampu menentukan nasib perusahaan kedepannya.


Ya --- dia adalah CEO Park yang baru. Sosok yang berjalan dan berdiri dengan lebih tegap dari sebelumnya.  Pekerjaannya benar-benar tidak bisa lagi menunggu dirinya siap dan benar-benar move on dari sosok Kang Seulgi.

  Pekerjaannya benar-benar tidak bisa lagi menunggu dirinya siap dan benar-benar move on dari sosok Kang Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuan, ini kopi anda."

Seorang OG meletakkan kopi di atas meja dengan hati-hati. Park Jimin tak bergeming sedikit pun, hanya dehaman yang menandakan bahwa dia menerimanya.

Di saat yang bersamaan, seseorang dengan sepatunya yang berbunyi tuk, tuk, tuk, dengan irama yang begitu teratur. Kuping Jimin menangkap suara itu, dan perasaannya menemukan bahwa yang bisa menerobos ruangannya hanya nyonya besar keluarga Park.

"Selamat siang nyonya," sapa gadis yang baru saja menghidangkan kopi untuk Presdir.

"Hm..." Satu gumaman menandakan bahwa wanita itu menerima hormat dari pegawai tersebut.

Benar-benar copast dari neneknya.

Bunyi sepatu berhenti terdengar di telinga Jimin, maka dia pun menghentikan aktivitasnya memeriksa berkas seperti sebelumnya. Saat dia mendongak, tepat di depannya sudah berdiri ibu dari ayahnya, nyonya besar satu-satunya keluarga Park yang tersisa.


"Kemari, nenek mau berbicara padamu."

Jimin mengangguk kemudian berjalan mengikuti nyonya besar menuju sofa tak jauh dari meja kerjanya.

"Nenek dengar perusahaan hampir bangkrut," satu serangan dari nyonya Park terdengar menakutkan.

Jimin menghela nafas sesaat lalu mengangguk, "Sudah seminggu aku berada di ruangan ini, tapi hasilnya tidak terlalu bagus nek. Kita masih berada dalam masalah," Kegusaran terbaca jelas pada wajah pria itu.

PSYCHO || Pjm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang