Bonus Story: 32

2.2K 179 24
                                    

To all my readers who i love the most.
This is for u, a bonus Story

***


Bonus Story: 01
Tittle: Hanya Rindu


Aku masih berkutat dengan pekerjaan yang tak ada habisnya. Sudah hampir satu bulan aku menjadikan kantor sebagai rumah kedua. Kyne saja, jika ingin bertemu harus mengunjungi kantor. Sesekali dia bahkan tidur dan mengerjakan tugasnya disini.


Membuatnya harus bersusah payah untuk bertemu denganku membuat aku merasa bersalah.


Hari ini, aku meliburkan diri dari setumpuk kertas yang menggunung butuh tanda tangan. Seorang anak yang masih membutuhkan figur ayah memaksa aku menuju taman bermain ini.

Kyne mengenakan kaos dan jeans berwana senada. Dia suka mengenakan pakaian dengan warna yang tidak terlalu mencolok. Kecuali warna kuning. Satu warna yang membuatnya bisa tersenyum penuh makna. Makna kerinduan.


"Apa tidak terlalu kekanakan menaiki ini?" Kyne bertanya padaku kedua kalinya. Dia tersungut seolah mengatakan bahwa ayahnya tengah bercanda mengajak dia masuk ke rumah hantu.

"Apa kau takut?"

"Mana mungkin," dia tersenyum smirk. "...aku sudah pernah melihat yang lebih menyeramkan dalam hidupku."

Aku terdiam dan tenggelam dalam fikiranku. Apa yang dikatakannya sangat benar sekali. Dia menyaksikan hal yang tidak seharusnya dia lihat sama sekali.

"Ayah, maaf membuatmu khawatir," Kyne mundur beberapa langkah. Karena ucapannya tadi aku tidak bergerak sama sekali. Dia pun menghampiri dan membawa aku melalui pintu berwarna hitam gelap menuju rumah hantu.


Suasana memang di buat semenyeramkan mungkin. Tak ada lampu kecuali cahaya remang, bunyi-bunyi mencekam, beberapa penampakan seperti sesuatu berwarna putih yang terbang di sekitar tak jauh di atas kepala.


Namun semua itu tak membuat keduanya takut sama sekali. Hanya berjalan, menikmati waktu bersama. Dan sesekali keduanya menghabiskan perjalanan dengan bercerita.


"Ayah, apa kau ada rencana bertemu dengan wanita lain? Maksudku berkencan," Kyne bertanya padaku. Walaupun aku tidak melihat matanya tapi aku tahu dia menoleh padaku.


Dan untuk pertanyaan itu, aku sudah punya jawabannya. Sesuatu yang juga pernah aku tanyakan pada diriku sendiri. Cintaku sangat besar pada Kang Seulgi, apakah aku bisa menemukan wanita lainnya?


Jawabannya adalah bisa, tapi aku tak ingin.


"Apakah menurutmu ada yang lebih baik dari ibumu?" Aku berbicara sambil berusaha melepaskan sesuatu yang memegang pundakku.


Terdengar helaan nafas, "Apa menurut ayah aku akan mengatakan ada, atau pasti ada?" Kyne menjedanya sekitar tiga detik, "...bahkan aku tak akan mengucapkan kata 'sepertinya ada'."

PSYCHO || Pjm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang