Bagian: 20

1.8K 238 34
                                    



"Nyonya besar"



"Jimin, aku sudah menunggumu lama."

Seorang wanita terduduk lesu di kursi sudut ruangan, sedari tadi hanya menatap kosong ke arah angkasa berwarna putih terang. Dia fikir, acara pernikahannya mengalami kendala, maka yang ia lakukan hanyalah menunggu dengan pasrah dan mempercayai kekasihnya sebanyak yang dia bisa.

Namun kemudian, sebuah harapan masuk melalui celah pintu yang gelap. Ya, pintu hatinya yang hampir kembali menjadi gulita. Seorang pria tampan dengan jas hitam masuk dan berhambur dalam pelukannya.

"Ayo kita ke bawah," Seulgi melepaskan pelukan dan mengajak dengan nada yang menyesakkan Park Jimin. Sebahagia itu kekasihnya, tapi apa yang sudah dia lakukan?


Menikahi wanita lain di acara pernikahannya sendiri.

Pria itu hanya diam dalam tatapannya yang teramat sendu, dia kembali berhambur dalam pelukan Kang Seulgi. Lebih erat sampai membuat dia --- gadis bergaun putih itu tersadar bahwa,

....Sesuatu telah terjadi.

Tiba-tiba dia merasa gugup dan tangannya bergetar, Jimin juga belum mau melepaskan dekapannya yang semakin erat.

"Jim---" Panggilannya terhenti kala Indra penciumannya menangkap sesuatu.

Parfum perempuan?

"Seulgi!"

Dia sangat bingung dengan keadaan. Tidak ada yang menjemput pengantin wanita, Jimin datang dengan emosi yang sulit dijelaskan, dan tiba-tiba Kim Taehyung memaksa masuk dengan membanting pintu kuat.

Mata Kim tertuju pada Jimin yang tengah memeluk Seulgi. Dia benar-benar tidak memberi jeda barang sedetik. Sedapat kilat dia berlari ke arah Jimin dan menarik jas pria itu kuat-kuat.

Bugh!

Dia melepaskan satu tinjuan hingga Jimin tersungkur. Tidak! Tidak hanya itu! Taehyung akan membunuh Park Jimin sekarang juga.

"B...bawa Kyne pergi," titah Seulgi. Dia tidak bisa membiarkan puteranya melihat kekerasan seperti ini.

Segera setelah mendengar perintah, pelayan tersebut membawa Kyne dalam dekapannya meninggalkan ruangan. Sementara sang bunda sendiri, masih terpaku dan tidak mengerti dengan keadaan.

Blank.

"Brengsek. Kau brengsek. Busuk!" Taehyung kembali menghujani wajah Jimin dengan pukulannya yang teramat keras.

Seolah pantas, pria itu sama sekali tidak membalas. Dia membiarkan serangan datang kepadanya tanpa penolakan sekali saja.

"Aku seharusnya tidak mempercayaimu sama sekali!" Lantang Taehyung dengan tangannya yang kembali pada wajah Jimin. Tangannya sendiri sudah terasa pegal, darah membuat tangannya memerah, tapi dia tidak peduli.

"T-ttae," lirih Seulgi.

Dia memegangi tangan Kim Taehyung kuat, bersamaan dengan itu, perasaannya semakin kacau. Sedikit banyak dia tahu bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.

"Lepaskan aku, Seul. Hanya dengan kematiannya ini akan seles---"

Apa sebenarnya yang telah kau lakukan Jim?

"Lepaskan!"

Seulgi masih berusaha menahan tangan Taehyung sampai dia ikut terhuyung namun teguh tak melepaskan pegangan.

"Aku bilang lepaskan!"

Kedua kalinya, seseorang hadir di tengah mereka dengan suaranya yang lantang.

"Nenek tua! Minggir---"

Plak!

Seulgi terdiam, namun tentu saja yang menjadi lebih pasif daripada sebelumnya adalah Kim Taehyung. Dia mematung saat mendapatkan satu tamparan pada wajahnya. Genggamannya pada kerah kemeja Jimin pun terlepas begitu saja.

"Kau mau jadi pembunuh? Kalau begitu bunuhlah dia!" Wanita itu menatap dengan penuh amarah, namun ucapannya berkebalikan dengan tindakan sebelumnya. "Ayo, bukankah kamu ingin membalas dendam? Bahkan kamu tidak peduli pada nyawa orang lain."

Park Jimin tidak mengangkat kepalanya sama sekali, berbaring di lantai yang dingin dengan wajah yang sudah tak karuan bentuknya. Dia tahu siapa sebenarnya nenek tua itu. Tahu sekali.

"Bawa dia."

Beberapa pengawal yang berdiri di belakang wanita itu segera melaksanakan perintah dan membawa Park Jimin pergi meninggalkan ruangan.

"Seulgi, kamu juga ikut nenek," katanya dengan tegas. "Sedangkan kamu, kembali lah kerumah. Sebelum aku berubah fikiran dan membuangmu ke sel tahanan."

Seulgi tidak menyahut sama sekali, dia mengikuti perintah dan berjalan di belakang wanita ini. Dari penilaian singkatnya, wanita ini adalah seseorang yang diberi gelar dengan nyonya besar keluarga Park.

Dalam perjalanan, dia cukup kesulitan dengan gaunnya yang menyapu lantai. Kalau tidak risih dengan gaun ini, dia mungkin lupa bahwa hari ini adalah pesta pernikahannya. Melihat pada gaun putih yang ia kenakan, ada rasa pahit disana.

Matanya membulat, seseorang telah menggenggam tangannya dan membawanya berjalan bersama.

Nyonya besar?

Wanita itu tidak menoleh, namun genggamannya terasa hangat dan menenangkan kegelisahan Seulgi.


***
Tbc!

PSYCHO || Pjm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang