"Elena, how beautiful are u?"
Elena tersenyum lalu berjalan menuju pengantin cantik, bagi Elena sosok di depannya ini lah yang kecantikannya selalu menjadi perbincangan dunia.
"You more, Irene." Ucapnya dengan sopan. Wanita itu terkekeh lalu kembali fokus pada kaya besar dan melihat dirinya sendiri yang sedang diberi beberapa aksesoris kepala.
"Tante Irene... Kyne disini!"
Kyne berlari, dan berhambur memeluk Irene. Lebih tepatnya lutut gadis itu karena Kyne tidak dapat menjangkau tantenya.
"Permisi sebentar," Irene meminta periasnya untuk menjeda kegiatan itu karena dia ingin menggendong Kyne yang tampan dengan mini jasnya.
"Kyne nya Tante tampan sekali!" Seru Irene. Dia juga mengusap rambut Kyne yang tertata rapi. Bocah yang mendapat pujian itu tersenyum senang.
"Kyne, kita pergi dulu. Tante Irene harus siap-siap," Elena membawa Kyne dengan cara menggendongnya. Hanya dengan cara itu dia bisa memisahkan Kyne dari Tante kesayangannya.
Elena membawa Kyne yang berontak, tak peduli bagaimana Kyne yang banyak bergerak, dia tetap melangkah menuju aula.
"Jangan gendong mommy, nanti dilihat Wanda," rengek Kyne.
"Oke---"
"Kyne mau cari Wanda," Baru juga dilepas. Kyne sudah berniat berkeliaran mencari temannya.
"--- tapi jangan hilang dari pandangan mommy. Kecuali kalau Kyne mau mommy tinggal di kamar," ancam Elena.
"Ada masalah apa?"
"Daddy!"
Seorang yang mendekat adalah Kim Taehyung, sekilas dari jas yang dia kenakan hampir mirip dengan Kyne. Apa mereka sengaja? Bahkan dress Seulgi berwarna senada dengan jas kedua orang ini.
Taehyung merentangkan kedua tangannya, "Kenapa cemberut?" tanya Taehyung dengan lembut.
"Tae, tolong katakan padanya untuk tidak berkeliaran."
"Iya mommy, aku sudah bilang iya. Kenapa mommy tidak percaya sekali," Keluh Kyne.
"Dia akan datang, Tae."
"Park---"
"Hmm... tolong jaga dia. Sebisa mungkin---" kalimat Seulgi terpotong dengan anggukan Taehyung dan jawabannya.
"Aku paham. Dia akan aman."
Lima belas menit kemudian, aula hotel berbintang itu mulai ramai. Dari sekali lihat, Elena paham bahwa ini bukanlah pesta biasa. Acara ini akan dihadiri banyak orang penting dalam negara. Salah satu jalan yang digunakan untuk membangun relasi.
Gadis itu nyatanya tidak tertarik sama sekali. Setelah kejadian enam tahun yang lalu, dia merubah profesinya menjadi designer. Siapa sangka dia memiliki ketertarikan dengan hal tersebut. Mungkin salah satunya karena tempat yang ia tuju saat itu adalah Paris, kota yang begitu modis dan menjadi kiblat dalam dunia fashion.
Dia berdiri anggun sambil meneguk segelas Cocktail yang berada di tangan nya yang mungil. Sesekali dia melihat pria berdasi yang terus membangun relasi. Hambar. Membosankan.
"Nona, apa mau berdansa denganku?"
"Tidak, Tae!" Tolak Elena. Dia menoleh namun yang dilihatnya justru pria yang tak asing.
Apa dia Jeon?
"Hei! Hei! Jangan tolak dulu, mungkin suatu saat kau akan menerimaku karena kita sangat mirip, aku juga tidak suka acara bodoh seperti ini." Pria itu menundukkan badannya sopan, "Namaku Jeon Jungkook."
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO || Pjm [END]
Fanfiction[M] terdapat beberapa kekerasan seksual. Mereka belum menikah tapi masalah tak kunjung usai. Membuat Kang Seulgi membesarkan seorang anak sendirian. Ya, anaknya Park Jimin. Bukan cerita happy ending.