Bagian: 15 Ini beneran ga boong

2.8K 312 59
                                    




Pagi sudah datang dan memaksa cahaya untuk masuk menembus jendela kaca itu. Tidak tahu malu, dan langsung menerpa wajah Seulgi membuat gadis itu kesilauan. Satu tangannya dia angkat asal, tapi sama sekali tidak mampu menutupi cahaya yang menyelinap melalui celah jarinya nan mungil.

"Brengsek!"

Dia mengumpat asal sembari menarik selimut putih, bersembunyi utuh bak ulat bulu.

"Sayang..."

Satu suara terdengar, "Hmm..." Gumamnya. Ia menyahut karena dia memang sudah tidak nyenyak sejak awal.

"Kau mau bagi tubuhku dengan Sam? Sebentar lagi dia akan datang, loh." Park Jimin memangku wajahnya dengan satu tangan.

Tidak ada jawaban. Seulgi sudah membuka mata sepenuhnya, tapi dia tidak bisa berkata apapun sekarang. Kalaupun ada, dia akan memaki dirinya terlebih dahulu.

"Elena Smith," panggil Jimin lagi, tapi masih tak terdengar suara manis yang ingin ia dengar.

Bagaimana dia mencobanya dengan yang satu ini? Kalau nona Elena ini juga tidak tertarik, maka dia tidak ada pilihan lain selain membiarkan anak itu dimakan hiu.

"Kyne... Ish! Aku tidak akan menyebut namanya--- tidak. Aku benci--" Jimin tersenyum senang,  Kang Seulgi auto menoleh dong.

Dia bahkan duduk dan menggoyangkan  tubuh Jimin --- tolong jangan ambigu, "Dimana dia? Anakku dimana?!"

"Aku masih baik padamu, Bangun tidur yang kau ingat adalah dia," Jimin melepaskan kedua tangan Seulgi yang berada di pundaknya. Berlagak acuh, marah. Dia ikut duduk dan menyandarkan diri dengan angkuh.

"Dia anakmu, bangsat! Katakan!" Seulgi memukul dada bidang Jimin.

"Oh ayolah ~ Aku sudah tahu."

"Kau gila! Aku akan cari anakku! Mati kau jika sampai melukainya segaris saja," dia hendak berdiri namun tangan kekar itu menahannya. Dia terhuyung dan jatuh dalam pelukan Park Jimin.

"Jim... tolong jangan lukai Kyne. Dia hidupku, Jim. Jebal..." Seulgi meminta dengan segala yang dia punya. Bahkan sudah melakukan hal Jimin minta. Tapi kenapa pria ini tidak berperasaan sama sekali.

"Kau menangis?" Jimin memegang kedua pipi Seulgi untuk memastikannya.

"Tidak... Tidak... Jangan lihat wajahku, " dia menolak dan menahan tangan Jimin.

"Siapa yang bisa menolakku? Lepaskan tanganmu, biar aku lihat wajah memelas itu, siapa tahu aku berubah fikiran... Eum... Seperti hanya membuangnya dari lantai tiga?" Tanpa diminta, Seulgi telah mendongak dengan mata penuh harap.

Benar-benar menjadi gadis penurut, menjadi Seulgi yang paling disukai Park Jimin. Kedua ibu jari itu, dia gunakan untuk menghapus air mata Seulgi yang menetes tanpa henti.

Dia pernah hidup tanpa Jimin, tapi jika disuruh memilih, dia akan memilih Kyne. Seulgi tidak berani berkhayal bagaimana dia akan sendirian tanpa puteranya itu.

"Jadi, Park Jimin. Kau akan mengampuni aku kan?" Suara lembut lagi, Jimin sangat suka. "Jimin sayang, tolong jawab aku."

"Katakan lagi," wajah datar Jimin membuat Seulgi heran.

Apa? Apa yang di ulang? Dia terdiam tidak menuruti perintah.

"Ulangi!"

"Sa...yang?" Tanya Seulgi ragu.

"Baiklah, karena aku sangat senang, aku akan meminta Sam untuk membatalkannya. Tapi Kyne tetap akan berada di sisiku," pria itu mengangkat satu alisnya, kalau lah bukan karena cintanya yang besar pada anak itu, Seulgi akan mengambil benda tajam terdekat dan memukul pria tak berperasaan ini.

PSYCHO || Pjm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang