Bagian: 30

1.7K 209 78
                                    




[Seulgi's side]

Kosong.

Aku tidak merasakan apapun lagi sekarang kecuali visual tanpa vocal. Sebuah situasi senyap tanpa suara.
Seorang  pria yang berada di depanku dengan semangatnya. Kyne dengan tatapan sinisnya dan Cellia yang menikmati semua ini. Semua itu hanyalah reka bisu.

Park Jimin, kau dimana? Selamatkan aku...  itupun kalau kau tidak jijik melihat betapa kotornya wanita bernama Kang Seulgi saat ini. Jika demikian, mohon kau selamatkan Kyne untukku.

Sepi.

Pada akhirnya aku sadar bahwa meski memiliki banyak orang disekitarku, aku hanya menjadi seorang wanita yang tak berteman. Aku, wanita ringkih yang merintih dalam kepahitan.

Mataku memburam, disaat yang bersamaan muncul sekelebat peristiwa tak asing. Bayangan yang sama dengan apa yang terjadi hari ini.

Apa sebuah reka ulang?

Jika ya, untuk kedua kalinya maka aku kira tak akan selamat --- lagi.



🔥🔥Psycho🔥🔥


Park Jimin memarkirkan mobilnya asal. Di sekitaran sungai tidak ramai seperti biasanya, mungkin manusia normal merasakan hawa seram dimana Cellia berada. Tempat wisata lokal ini bisa sepi dibuatnya.

Park Jimin memburu langkah ketika matanya membidik sosok perempuan dengan Hoodie hitam dan seorang anak laki-laki di sebelahnya. Berdua berdiri di tepi jembatan tak jauh dari posisinya sekarang.

Dimana Seulgi? Jimin mempertanyakannya. Cellia meminta dia datang bukankah untuk wanita itu lalu kenapa berubah menjadi Kyne.

Ck!

Keduanya adalah orang yang sangat Jimin pedulikan. Tak peduli Seulgi atau Kyne jika ada yang menyakitinya maka dia sudah tidak layak hidup.

"Cellia, hentikan."

Jimin menghampiri dengan tangannya yang sigap menarik Kyne jauh dari tepian. Pun, Cellia hanya mengangguk, melanjutkan acting nya yang sempat terjeda.

"Daddy," Kyne jatuh dalam pelukan pria itu. Tubuhnya semakin kurus ketika di peluk, penyakit itu meski berada di tahap pertama sudah memberi efek yang begitu ketara.

"Jangan takut, Daddy disini."

Hangat sekali pelukan seorang ayah, Kyne merasa nyaman. Bukan seperti ibunya yang jalang dan tidak pantas dia ingat lagi.

"Daddy, ayo kita pergi dari sini."

Jimin yang masih berjongkok menjauhkan Kyne sebentar untuk melihat bocah itu tepat di matanya.
"Ayo, kemudian kita akan mencari mommy."

"Mommy sudah tidak perlu di cari, dia bukan mommy Kyne. Dia perempuan jah---"

"Kyne!" Dia membentak sambil mencengkeram pundak Kyne erat. "Dia itu ibumu. Apapun alasannya kau tidak boleh mencelanya. Kau paham?"

"Tapi Daddy, mommy sudah punya tidak cinta Daddy."

Jimin kembali memeluk puteranya dengan erat. Dia tahu perasaan jenis apa yang mendera puteranya. Dan, itu sangat wajar.

PSYCHO || Pjm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang