58

744 79 51
                                    

Di kamar itu Nayeon menangis sejadi-jadinya. Dia terus terngiang dan teringat kata-kata manis Jinyoung yang menjanjikan kebahagiaan untuknya.

"Kenapa secepat ini? Perkataanmu yang dulu sepertinya menjelaskan bahwa kau ingin selamanyanya bersamaku. Tapi kenapa seumuanya berubah?" Nayeon.





Flashback on


(Part 20)

"Setelah kita menikah kita akan tinggal disini" Jinyoung.

"Ini rumah Oppa?" tanya Nayeon.

"Bukan rumahku, tapi rumah kita" Jinyoung.

"Oppa membelinya? Kapan? Kenapa harus di sini? Rumah disini kan sangat mahal" Nayeon.

"Menurutku rumah ini tidak mahal asalkan kamu dan calon anak-anak kita nanti merasa nyaman" Jinyoung.

"Wae?" Jinyoung berusaha melihat wajah Nayeon yang sedang menangis. Tapi Nayeon semakin mengeratkan pelukannya.

"Wae wae? Heuh..." Nayeon pun melepaskan pelukannya.

"Wae? anjoha? sirreo?" tanya Jinyoung dan Nayeon hanya menggelengkan kepalanya.

"Ani.. Na neomu joha. Geunyang...gabjagi... iyuga eobsso" Nayeon.

"Kalau begitu jangan menangis, seperti anak kecil saja" ucap Jinyoung sambil memeluk Nayeon dan mengusap kepalanya.

"Mau lihat ke atas" Jinyoung mengajak Nayeon melihat seisi rumahnya.

"Nah ini kamar kita dan di sebelah sini kamar untuk Baby Park nanti. Aku sengaja meminta di buatkan pintu di sini agar kita selalu bisa mengawasi Baby Park saat dia masih kecil" Jinyoung.

"Sepertinya Oppa sudah ingin punya anak. Buktinya Oppa sudah menyiapkan kamar dan tempat bermainnya" Nayeon.

"Tentu saja aku ingin. Setelah kita menikah nanti aku akan langsung membuat yang cantik sepertimu" Jinyoung.

"Bagaimana jika tidak cantik sepertiku?" Nayeon.

"Berarti yang tampan sepertiku" Jinyoung.

"Tapi kenapa Oppa sudah membeli mainannya? Kan kita belum tahu kita akan memiliki anak perempuan atau laki-laki" Nayeon.

"Makanya aku beli yang netral. Itu juga baru sedikit. Kau tahu tidak aku membeli semua itu beberapa tahun yang lalu. Setiap pergi ke luar negri aku selalu membeli mainan yang lucu. Apalagi setelah berkencan denganmu, aku selalu membayangkan memiliki seorang putri yang sangat cantik sepertimu. Jadi aku selalu membeli mainan itu" jelas Jinyoung.

"Jadi Oppa ingin anak perempuan?" Jinyoung menganggukkan kepalanya.

"Baiklah setelah menikah nanti ayo kita buat anak perempuan" Nayeon.

"Jadi kamu setuju jika anak kita perempuan?" Jinyoung.

"Aku tidak bisa memilih. Karena bagaimanapun dia tetaplah anak yang aku lahir kan" Nayeon.

"Iya sih... tapi semoga saja perempuan" Jinyoung.


(Part 48)

"Ayo kita pulang, mau nunggu apa lagi?" Nayeon.

"Sebentar lagi, aku masih ingin seperti ini" kata Jinyoung sambil memeluk dan mencium perut Nayeon.

"Seberapa lama lagi? Kita sudah hampir setengah jam di dalam mobil. Ayo sekarang kita pulang... aku mau istirahat" Nayeon.

"Baiklah" Jinyoung pun melepas pelukannya dan menjalankan mobilnya.

"Aku salah" Jinyoung.

"Salah apa?" tanya Nayeon.

Flower 1.0 || 진연 Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang