59

529 69 86
                                    

Sesampainya di rumah sakit kedua keluarga itu telah di tunggu oleh Jaehwa di depan rumah sakit.

"Di mana Nayeon?" tanya Tn. Im pada Jaehwa.

"Nona Nayeon berada di kamar no. 229, ayo saya antar" Jaehwa pun mengantar mereka menuju ruangan Nayeon.

Sesampainya di ruangan tersebut mereka langsung menghampiri Nayeon yang tengah terbaring lemah dengan perban di kepalanya.

"Sayang... kamu kenapa?" Ny. Im menggenggam tangan Nayeon.

"Sebenarnya Nayeon kenapa bu?" tanya Tn. Im pada ibunya yang sedari tadi bersama Nayeon.

"Ibu juga tidak tahu. Tadi Nayeon tiba-tiba datang ke rumah. Saat ibu tanya dia tidak mau menjawabnya. Dan saat ibu ajak dia untuk masuk, dia pingsan dan kepalanya membentur patung yang tidak jauh dari dirinya" jelas Ny. Cha.

"Apakah parah?" Tn. Im.

"Sedikit. Nayeon tadi sudah sadar dan sekarang dia sedang tidur" Ny. Cha.

"Syukurlah. Kalau begitu ibu pulang saja. Aku yang akan menemani Nayeon di sini" Tn. Im.

"Sebenarnya tadi Nayeon melarangku untuk memberitahumu. Bagaimana jika dia marah?" Ny. Cha.

"Dia tidak akan marah. Nanti dia yang akan aku marahi" Tn. Im.

"Baiklah, kalau begitu ibu pulang dulu. Tapi jangan marahi dia" Ny. Cha pun pulang bersama Jaehwa.

Ny. Park yang melihat reaksi putranya merasa aneh. Bagaimana bisa dia hanya diam berdiri saja tanpa mendekati Nayeon yang berstatus sebagai istrinya.

Mendengar sedikit suara bising Nayeon terbangun. Dia kaget melihat orang tuanya ada di sana, terlebih lagi saat melihat Jinyoung. Dia langsung beralih melihat orang lain.

"Ibu" panggil Nayeon dengan suara seraknya.

"Sayang, kamu bangun? Bagian mana yang sakit? Kamu seharusnya berhati-hati, kamu lupa jika sedang hamil ya?" omel Ny. Im.

"Jika kamu terus bertanya, kapan Nayeon bisa menjawab pertanyaanmu. Dasar anak nakal" Tn. Im.

"Apa? Kamu mengataiku nakal?" Ny. Im tidak terima.

"Bukan kamu tapi Nayeon. Memang kamu merasa masih muda sampai-sampai masih terpanggil saat aku mengucapkan kata anak" canda Tn. Im untuk mencairkan suasana.

"Ish kamu ini"

"Aku baik-baik saja ibu, aku hanya sedikit kelelahan saja" Nayeon menenangkan ibunya.

"Bagaimana cucuku? Dia baik-baik saja kan?" tanya Ny. Im sambil mengusap perut Nayeon dan menitihkan air matanya.

"Kenapa ibu menangis?" Nayeon menghapus air mata di pipi ibunya.

"Cucumu baik-baik saja, ibu tau? Dia bahkan lebih kuat dariku" Nayeon berusaha menenangkan ibunya.

"Syukurlah... lain kali kamu harus hati-hati Nay" Ny. Park mengingatkan menantunya.

"Ngomong-ngomong cucu kita laki-laki atau perempuan? Kehamilanmu sudah 4 bulan kan? Seharusnya kamu sudah mengecek jenis kelaminnya kan?" tanya Ny. Park mewakili ketiga calon kakek dan nenek dari cucunya.

"Emm... dia... dia akan cantik sepertiku" jawab Nayeon dengan senyum yang mengembang.

"Perempuan, woah... setelah sekian lama akhirnya ayah bisa menggendong bayi perempuan lagi" girang Tn. Park.

"Kita harus merayakannya ketika kamu sudah sembuh" usul Tn. Im.

"Tentu saja" Ny. Im.

"Ini sudah malam, sebaiknya kita pulang. Biar Jinyoung yang menemani Nayeon di sini" Ny. Park berusaha untuk mendekatkan sang putra dengan menantunya, dia yakin jika mereka sedang bertengkar.

Flower 1.0 || 진연 Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang