18

1.1K 88 14
                                    

Clek...

Jinyoung memasuki kamarnya yang di tempati Nayeon.

"Kenapa Oppa kesini? Kan aku sudah bilang tidak perlu ke sini" Nayeon sedikit takut saat Jinyoung masuk ke kamar. Nayeon takut Jinyoung berbuat macam-macam, karena saat ini hanya mereka berdua yang di dalam kamar.

Jinyoung terus mendekati ranjang yang di tempati Nayeon.

"Oppa! berhenti lah di situ" suruh Nayeon yang tidak didengarkan Jinyoung.

"Kenapa aku harus berhenti? ini kamarku" Jinyoung.

"Oppa jangan macam-macam" suara Nayeon ketakutan.

"Aku hanya akan melakukan satu macam" Jinyoung membuka selimut yang digunakan Nayeon dan langsung naik ke ranjangnya.

Nayeon membelalakan matanya.

"Kenapa matamu begitu?" Jinyoung.

"Ani" Nayeon.

"Kamu pikir aku mau melakukan apa? Aku hanya ingin menemanimu tidur disini. Karena di sini dingin jadi aku juga ingin memakai selimut" jelas Jinyoung.

"Sudahlah tidur" ucap Jinyoung sambil memeluk Nayeon.

"Oppa!" Nayeon mengerakan tubuhnya.

"Tenang saja aku tidak akan memintanya sekarang. Aku akan memintanya setelah kamu sudah resmi menjadi istriku" ucap Jinyoung yang sedang memejamkan matanya.

Nayeon pun merasa tenang mendengar perkataan Jinyoung.

----------------------------

#beberapa hari kemudian

Nayeon berjalan menyusuri jembatan dekat sungai Han. Tiba-tiba Nayeon mendapati seseorang yang di kenalnya.

"Kalian sedang apa disini?" Nayeon.

"Oh, Nayeon kebetulan kita bertemu disini. Aku ingin memberikan ini padamu" orang tersebut menyodorkan sebuah undangan.

"Kalian akan menikah? Kenapa cepet sekali" Nayeon.

"Bukankah kamu juga akan menikah sebentar lagi" orang itu.

"Tidak, aku masih lama" Nayeon.

"Tapi kata ibumu kau akan menikah setelah kau selesai kuliah. Bukankah itu sebentar lagi" orang itu tidak mau kalah.

"Iya hanya butuh waktu 3 minggu lagi" ucap Jinyoung yang tiba-tiba ada di sana.

"Bagaimana kabarmu Mark?" tanya Jinyoung pada orang itu.

"Aku baik. Kamu tidak akan memukulku lagi kan?" Mark.

"Sudahlah jangan bahas itu lagi. Mina kenapa dari tadi kamu hanya diam. Apa kamu sedang merenungkan sesuatu. Ini belum terlambat jika kamu tidak mau menikah dengan Mark" Jinyoung.

"Yak! jaga ucapanmu. Sepertinya Nayeon yang sedang merenung" Mark.

"Nayeon tidak akan merenung, iya kan sayang?" tanya Jinyoung.

Nayeon hanya menaikkan bahunya.

"Jadi kamu benar-benar merenung?" tanya Jinyoung tidak percaya.

"Tidak... ngomong-ngomong kenapa Oppa tiba-tiba di sini?" tanya Nayeon pada Jinyoung.

"Apa kamu lupa, hari ini kita harus memilih cincin pernikahan kita" Jinyoung.

"Wah... Jadi kalian benar-benar akan menikah?" tanya Mina.

"Tentu saja, memang hanya kamu dan Mark saja yang ingin menikah" Jinyoung.

"Kalau begitu kami pergi dulu. Nayeon jika kamu masih ragu tinggalkan saja dia" ucap Mark.

"Yak!!!" teriak Jinyoung.

Setelah Mark dan Mina pergi, Jinyoung pun menarik Nayeon menuju mobilnya.

"Mangapa Oppa bisa tahu aku ada disini?" Nayeon.

"Karena aku menggunakan Signal" canda Jinyoung.

"Yak, jangan bercanda. Aku sedang tidak mood sekarang" Nayeon.

"Ya... aku tahu kamu disini dari Eommeoni (Ny. Im). Memang kamu tidak mood kenapa?" Jinyoung.

"Jangan-jangan benar kata Mark yang tadi" lanjutnya lagi.

"Bukan karena itu... aku hanya sedang takut dengan hasil skripsiku kemarin" Nayeon.

"Kenapa takut? Kamu bisa menjawab semua pertanyaan dosenmu bukan?" Jinyoung.

"Ya sih... tapi jawaban yang menurutku benar kan belum tentu benar menutut mereka" Nayeon.

"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Aku yakin hasilnya pasti bagus" Jinyoung menenangkan Nayeon.

------------------------

"Oppa mampirlah dulu" suruh Nayeon pada Jinyoung.

"Tentu saja, aku kan harus menyapa calon mertua" Jinyoung.

"Eomma Aku pulang" kata Nayeon saat masuk ke rumahnya.

"Eoh kamu sudah pulang, wah Jinyoung juga ada disini" Ny. Im yang melihat Nayeon dan Jinyoung sudah duduk di sofa.

"Ya Eommeoni" Jinyoung.

"Bagaimana, sudah memilih cincin?" Ny. Im.

"Sudah" jawab Nayeon singkat.

Tiba-tiba datanglah Seoyeon yang baru pulang sekolah.

"Wah... Jinyoung Oppa disini" ucap Seoyeon sambil duduk disamping Jinyoung.

"Kamu tidak sopan sekali" ucap Nayeon pada Seoyeon.

"Tidak sopan kenapa?" Seoyeon.

"Seharusnya ketika pulang kamu menemui Eomma dulu bukannya 'Wah... Jinyoung Oppa disini' " Nayeon meniru ucapan Seoyeon.

"Eonni cemburu?" Seoyeon.

"Cemburu? untuk apa cemburu denganmu. Lagi pula Jinyoung Oppa lebih mencintai Eonnimu ini" Nayeon.

Ucapan Nayeon membuat Seoyeon menjadi kesal.

“Kata siapa? Sepertinya Seoyeon semakin cantik saja” Jinyoung sedikit memuji Seoyeon.

“Oh seperti itu... kalau begitu menikahlah dengan Seoyeon” ucap Nayeon kesal dan menuju kamarnya.

“Nayeona...” ucap Ny. Im.

“Seoyeon yang dikatakan Eonnimu itu benar, seharusnya kamu menyapa Eomma dulu. Lagian kamu kan tahu kalau Eonnimu sedang bad mood, kenapa malah begitu. Kamu juga Jinyoung, kenapa malah memuji Seoyeon” Ny. Im.

“Minta maaf lah” suruh Ny. Im
Jinyoung pun mengejar Nayeon menuju kamarnya.

“Sayang... buka pintunya” Jinyoung.

“Kamu marah? Aku kan hanya bercanda” lanjut Jinyoung karena tidak mendapat respon dari Nayeon.

“Menurutku hanya dirimu yang cantik dan aku sangat mencintaimu”

“Sayang...”

“Sa-” ucapan Jinyoung terpotong karena Nayeon tiba-tiba keluar.

“Akhirnya keluar juga. Kamu memaafkanku kan?” Jinyoung.

“Tidak” Nayeon menuju balkon rumahnya yang berada di lantai dua dan Jinyoung pun mengikutinya.

“Jadi kamu tidak mau memaafkanku?” ucap Jinyoung dengan wajah memelas.

“Tidak” jawab Nayeon singkat dan padat.

----------------------------------------------------------

Ho... ho... ho...
Akhirnya Up juga....
Maaf ya kalau nunggunya lama
Tolong di maklumi
Aku juga seseorang yang kadang pikirannya mentok sampai situ.
Tapi aku akan berusaha nerusin story ini sampai End.

Hanbeonman
Joisonghabnida

(ini chap 18 revisi)

Flower 1.0 || 진연 Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang