3

1.9K 132 4
                                    

Jinyoung tersenyum memikirkan kejadian yang dialaminya itu. Setelah kejadian itu Jinyoung selalu terbayang-bayang wajah Nayeon. Bagaimana tidak, wajah gadis cantik itu cukup menjadi perhatian Jinyoung. Wajah yang cantik dengan gigi kelincinya, rambut hitam yang panjang, kulitnya yang putih dapat membuat seorang Park Jinyoung terpesona.

Knock... knock... knock...
suara ketukan pintu di kamar Jinyoung.

"Eomma kira kamu udah tidur, eh ternyata masih senyam-senyum sendiri. Mikirin apa sih... perempuan ya" goda Ny. Park setelah masuk ke kamar anaknya tersebut.

"Nggak kok, eomma ngapain ke sini?" tanya Jinyoung.

"Ini, besok lusa appa mengajak kita untuk dinner dengan patner kejanya. Jadi eomma mohon luangkan waktumu ya" jelas Ny. Park.

"Tumben sekali appa mau mengajakku dinner dengan patner kerjanya. Biasanya kan appa malu punya anak yang manja, sombong, dan keras kepala sepertiku" Jinyoung memang tidak pernah diajak pergi ke acara seperti itu, karena sifatnya itu membuat Tn. Park sedikit malu.

"Eomma yakin, appamu sudah percaya dengan perubahan sifatmu itu. Jadi appamu mau mengajakmu pergi ke sana" jawab Ny. Park meyakinkan Jinyoung.

"Baiklah akan ku usahakan untuk datang" ucap Jinyoung.

"Ya sudah, eomma keluar dulu ya... Good Night" Ny. Park

---------------------------

Nayeon terbangun dari tidurnya dan segera menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah selasai Nayeon pun menuju dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya dan Jaebum.

Sebenarnya rasanya malas sekali membuat sarapan untuk Jaebum setelah kejadian dua hari yang lalu itu. Tapi apa boleh buat dirumah hanya ada dirinya dan Jaebum. Karena neneknya pergi kerumah Imo dan Shin ahjuma (pembantu di rumah nenek Nayeon) sedang izin pulang ke rumahnya.

Tapi setibanya di dapur Nayeon kaget melihat Jaebum yang sedang membuatkannya omelet.

"Sudah bangun?" tanya Jaebum yang tidak di jawab Nayeon.

"Ini makanlah, maaf kalau omeletnya kurang enak. Omelet ini juga sebagai permintaan maaf ku" ucap Jaebum sambil menyodorkan omelet masakannya.

"Tidak usah repot-repot aku akan membuat sandwich sendiri" Nayeon berusaha menolak omelet buatan Jaebum.

"Sudahlah makan saja, apa kamu tidak mau memaafkanku?" tanya Jaebum.

"Sudah aku maafkan kok" ucap Nayeon sedikit berbohong. Karena Nayeon tidak sepenuhnya memaafkan Jaebum.

"Kalau begitu makanlah" suruh Jaebum.

Nayeon pun tidak ada cara lain untuk menolaknya. Jadi dengan sangat terpaksa Nayeon memakan omelet buatan Jaebum.

"Oh iya, habis makan mandilah. Tadi Bibi Im (ibu Nayeon) menelfon, agar kamu pulang ke rumah sebentar. Katanya ada hal yang perlu dibicarakan" kata Jaebum.

"Ah... aku tidak akan pulang" jawab Nayeon.

"Kamu harus pulang sebentar Nayeon. Eommamu ingin berbicara sesuatu" Jaebum.

"Kalau begitu Oppa saja yang kesana" Nayeon.

"Memangnya aku anak eommamu? Lagian Bibi Im sepertinya merindukanmu. Bagaimana tidak kamu selama ini tinggal di rumah halmeoni. Pasti Bibi Im merasa kesepian" jelas Jaebum.

"Kan di rumah masih ada Seoyeon" Seoyeon adalah adik perempuan Nayeon.

"Rasanya tetap beda Nay, kamu akan mengerti setelah kamu punya anak nanti" Jaebum meyakinkan Nayeon.

Flower 1.0 || 진연 Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang