61

621 71 46
                                    

"Pria brengs*k. Dia meninggalkanku lagi setelah tadi memberiku harapan?? Dasar, aku membencimu Park Jinyoung. Lihat saja siapa yang akan menyesal, aku tidak akan menaruh namamu pada nama putriku" ujar Nayeon






Di luar ruangan Nayeon



"Maaf Nay, aku membohongimu" Jinyoung tersenyum.

"Tunggu. Bagaimana jika tambah membenciku? Cerai? Oh tidak"

Jinyoung buru-buru masuk lagi ke ruang rawat Nayeon. Dan benar saja Nayeon tengah menangis sesenggukan.

"Hai perempuanku, aku merindukanmu. Aku dengar kamu juga merindukanku, apa itu benar?" Jinyoung langsung memeluk istri yang sangat dirindukannya itu. Ayolah Jinyoung benar-benar rindu, sudah beberapa bulan ini dia tidak memeluk istrinya. Ya kalau dipikir-pikir ini kesalahannya juga.

Nayeon kaget karena Jinyoung datang lagi. Apa ini?

"Lepas" Nayeon melepas paksa pelukan Jinyoung.

Sekarang Jinyoung bisa melihat jelas wajah Nayeon. Istri tercintanya menangis sampai matanya memerah, padahal dia keluar belum terlalu lama.

"Hei, tadi aku hanya bercanda" Jinyoung memeluk Nayeon lagi.

"Baercanda katamu? Bisa-bisanya kamu bercanda di saat seperti tadi? Aku kecewa denganmu" ujar Nayeon setelah berhasil melepas pelukan Jinyoung untuk kedua kalinya.

"Maaf ak-"

"Maaf apa?! Seharusnya kata maaf kau katakan sebelum candaanmu. Tapi kamu malah lebih mementingkan candaanmu dulu. Maaf candaanmu tidak lucu" Nayeon.

"Nay... bukan seperti itu"

"Maafkan aku"

"Lagipula tadi kamu yang memulai berbicara masalah perempuan. Jiwa kejailanku jadi terpancing"

"Tolong maafkan aku. Kamu kan perempuanku" Jinyoung saat ini benar-benar takut.

"Aku istrimu!" Nayeon.

"Iya maafkan aku, jangan marah" Jinyoung.

"Tidak. Ayo kita ber-" ucapan Nayeon tercekat karena Jinyoung memeluknya.

"Tidak nay!" teriak Jinyoung histeris.

"-baikan" Nayeon menyelesaikan ucapannya yang sempat terjeda. Dan Jinyoung mendengarnya samar.

"Apa katamu?" Jinyoung melepas pelukannya.

Nayeon tersenyum.

"Ayo kita berbaikan, dan ingat aku ini istrimu"

Jinyoung memeluk Nayeon lagi bahkan sekarang lebih erat.

"Kamu membuatku takut saja" ucap Jinyoung masih memeluk Nayeon.

"Kamu pikir hanya dirimu yang bisa mengerjai orang. Aku juga bisa" Nayeon.

"Lepas, perutku terasa terhimpit" Nayeon.

"Oh maaf..." Jinyoung melepas pelukannya dan menatap Nayeon.

"Kamu merindukanku juga kan?" tanya Jinyoung.

"Tidak" Nayeon.

Jinyoung cemberut lagi.

"Maksudku yang rindu bukan hanya aku, baby Park juga merindukanmu"

"Benar. Aku juga merindukanya. Maafkan papa sayang. Selama ini papa menghindari mama dan dirimu demi kebaikanmu juga" Jinyoung mencium perut Nayeon.

"Kebaikan apa?"

"Emm, kau tau aku tak bisa menahan itu jika sedang berduaan denganmu di dalam ruangan. Jadi lebih baik aku menjauh, aku takut jika aku terus tak tahan baby kita akan kenapa-kenapa" tutur Jinyoung.

Flower 1.0 || 진연 Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang