22

961 67 7
                                    

Hari mulai siang, matahari pun serasa di atas kepala.
Nayeon memutuskan untuk mengajak Jinyoung melanjutkan perjalanannya ke rumah Halmeoni nya.

"Oppa sinar matahari sudah semakin silau jadi sebaiknya kita melanjutkan perjalanan ke rumah Halmeoni saja" Nayeon.

"Ini belum silau" Jinyoung.

"Belum silau? Menurutku ini sudah sangat silau. Bahkan kulitku hampir terbakar" Nayeon.

"Mungkin karena aku sering bersama dirimu jadi sekarang aku belum merasa silau. Kamu tahu tidak, matamu itu lebih menyilaukan dibandingkan dengan sinar matahari. Aku saja bisa bertahan dengan silau matamu yang sangat menyilaukan. Jadi tentu saja aku bisa bertahan dengan sinar matahari yang silaunya tidak seberapa itu" Jinyoung.

"Ah... gombal. Sudah ah, ayo kita melanjutkan perjalanannya" Nayeon tersipu malu lalu berjalan menuju mobil.

"Yak, tunggu aku" Jinyoung berlari mengejar Nayeon.

"Mengapa meninggalkanku emm..." Jinyoung berhasil mengejar Nayeon dan langsung memeluk Nayeon dari belakang.

"Oppa sangat lambat" jawab Nayeon.

.
.
.
.
.

Sekarang Nayeon dan Jinyoung sudah tiba di rumah Ny. Cha.

"Minumlah, kalian pasti haus buka?" tebak Ny. Cha.

Di ruang tamu

"Gamsahabnida Halmeoni" ucap Jinyoung.

"Ya minumlah" Ny. Cha.

"Nayeona, maaf kemarin Halmeoni tidak bisa menghadiri wisudamu" Ny. Cha.

"Ah... tidak masalah Halmeoni. Lagipula di sana sangat membosankan" kata Nayeon.

"Kamu merasa bosan karena Jinyoung terlambat hadir bukan? Eomma'mu sudah menceritakannya"
Ny. Cha.

"Mengapa Eomma selalu cerita sih" kesal Nayeon.

"Hei, Eomma'mu menceritakan semuanya agar Halmeoni tahu bagaimana keadaanmu" Ny. Cha.

"Ngomong-ngomong... kapan kalian akan menikah?" tanya Ny. Cha.

"Belum tahu" Nayeon menggelengkan kepalanya.

"Bukankah kalian akan menikah setelah Nayeon melakukan wisuda?" Ny. Cha.

"Tapi kan tidak harus pas setelah wisuda. Bisa saja 1 bulan atau berapa bulan setelah wisuda" Nayeon.

"Hei... mengapa begitu. Halmeoni ini sudah ingin melihat cicit Halmeoni. Jadi kamu harus segera menikah" Ny. Cha.

"Mengapa harus aku? Kan Jaebum Oppa sudah menikah. Aku yakin Jaebum Oppa pasti sudah memberi Halmeoni cicit" Nayeon.

"Tetap saja Halmeoni ingin cicit dari dirimu. Jadi Jinyoung, aku harap kamu segera menikahi cucuku yang masih seperti anak kecil ini" Ny. Cha.

"Ya Halmeoni. Rencananya besok malam orang tuaku akan membicarakan masalah ini pada keluarga Nayeon" ucap Jinyoung.

"Besok malam?" kaget Nayeon.

"Iya. Eomeonim belum berbicara kepadamu?" tanya Jinyoung.

"Belum" Nayeon.

"Oh iya Halmeoni. Apa Jaebum Oppa sering menghubungimu?" tanya Nayeon.

"Tidak" Ny. Cha.

"Aneh sekali... Dia juga tidak pernah menghubungiku" heran Nayeon.

"Mungkin ponselnya rusak" tebak Ny. Cha.

"Tapi kan masih ada ponsel Dahyun" Nayeon.

"Sudahlah Halmeoni yakin mereka baik-baik saja. Dan sebaiknya kalian tidur ini sudah malam" Ny. Cha.

"Baiklah. Jinyoung Oppa akan tidur di kamar Jaebum Oppa" Nayeon.

"Tapi aku takut Nay. Ini pertama kalinya aku tidur di sini" Jinyoung.

"Lalu bagaimana? Oppa mau tidur denganku? Jangan pernah berharap seperti itu" Nayeon.

"Sudahlah Nay... lagipula lampu kamar Jaebum kemarin di pindah ke ruang makan, soalnya lampu ruang makan mati. Dan Halmeoni dengar Jinyoung tidak bisa tidur tanpa lampu" Ny. Cha.

'Pasti Eomma yang menceritakannya. Ah... Eomma ini benar-benar sangat pengadu' runtuk Nayeon dalam hati.

"Halmeoni. Jika lampu mati itu harus membeli yang baru bukan mengambil lampu di tempat lain" Nayeon.

"Kalau begitu kamu tidur sama Halmeoni dan Jinyoung tidur di kamarmu" Ny. Cha.

"Halmeoni kan tahu aku juga tidak bisa tidur tanpa lampu. Sedangkan Halmeoni bisa tidur kalau lampunya dimatikan. Jadi aku tidak mungkin tidur dengan Halmeoni" Nayeon.

"Berarti Jinyoung harus tidur denganmu? Bukannya kalian sudah pernah tidur bersama?" Ny. Cha.

"Eomma yang cerita lagi? Ah... mengapa Eomma sangat ember sekali" Nayeon mengacak rambutnya.

"Ya sudah jika kamu tidak mau tidur dengan Jinyoung. Berarti malam ini Jinyoung tidur di ruang tamu. Kamu tidak kasihan? jika malam ruang tamu ini sangat dingin. Apa Jinyoung tidur di kamar Shin ahjuma saja" Ny. Cha.

Sebenarnya nenek Nayeon tidak sungguh-sungguh menyuruh Jinyoung tidur di kamar Shin ahjuma. Dia hanya sedang membuat Nayeon kasihan pada Jinyoung.

"Tidak usah! Ayo naik ke atas" Nayeon mengajak Jinyoung menuju kamarnya.

Jinyoung sama sekali tidak bergerak.

"Ayo... aku sudah ngantuk" Nayeon menarik tangan Jinyoung tapi Jinyoung masih belum bergerak.

"Oppa tidak mau tidur di kamarku? Baiklah aku akan tidur sendiri" Nayeon melepas tangannya yang tadi memegang Jinyoung.

"Tidak. Aku akan tidur di kamarmu" Jinyoung menarik tangan Nayeon.

"Halmeoni kami tidur dulu" Jinyoung.

"Ya tidurlah yang nyenyak" Ny. Cha pun masuk ke dalam kamarnya.

.
.
.
.
.

Di kamar Nayeon

Setelah sampai kamar, Nayeon langsung duduk di tempat tidurnya. Nayeon tidak ada niatan untuk berbicara dengan Jinyoung.

Melihat Nayeon  duduk terdiam di tempat tidur, Jinyoung pun merebahkan tubuhnya di samping Nayeon untuk mendekatinya.

"Hei... mau kemana?" tanya Jinyoung mencegah Nayeon yang berdiri dari duduknya.


----------------------------------------------------------

Maaf baru bisa mulai update lagi
Pasti udah pada bosen ya nungguinnya

Flower 1.0 || 진연 Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang