Corona

370 30 1
                                    

Klakson mobil berbunyi dua kali seakan berteriak memanggil, membuat gadis yang tengah sibuk membersihkan perabotan itu segera berlari ke arah pintu gerbang. Seolah itu merupakan sandi antara tuan dan sang asisten.

"Eh, eh, Ndoro ... brenti dulu, brenti dulu!" Sang tuan menghentikan langkahnya dengan raut bingung. Pasalnya tangan si asisten menghalaunya di depan pintu masuk. Kemudian dengan sigap disemprotkan cairan bertubi-tubi ke arah pemuda yang tersentak, geram.

Aroma menyengat yang menguar di udara membuat si tuan menutup hidung dengan satu tangan.

"Ish, Munah, apa-apan sih?!" sembur pemuda mulai kesal, lalu mengibas-ngibaskan kemejanya yang sebagian basah.

Munah meringis, menyudahi aksi absurd nya, "Maaf, Ndoro. Nganu ... ini tuh ramuan untuk matiin virus Corona," terang Munah serius.

Sang Ndoro menghela napas, membuang muka, menahan amarah.

"Kemarin di tipi lho, turun pesawat aja disemprot-semprot. Ndoro, kan habis pergi-pergi, biar ndak nularin ke say ...."

Si pemuda menoleh, melayangkan tatapan api pada lawan bicaranya. Seketika Munah gelagapan tak berani melanjutkan kalimatnya. Lagi-lagi Munah meringis sok polos, ajian andalannya.

"Ini tuh bau ... bayg**! Campur apaan sih? Kamu pikir saya nyamuk?!" sembur sang tuan lagi, dengan wajah putus asa plus gregetan.

Beruntung Munah makhluk berjenis kelamin perempuan. Akan beda nasibnya, kalau kebalikannya.

"Ber-sih-kan!" perintah sang tuan penuh penekanan, menunjuk lantai yang basah. Hengkang dari tekape, meninggalkan Munah terbengong-bengong kek keong ompong.

"Yah, si Bujang ngambek lagi!" gumam Munah.

KusumaCantik
16022020

Cerita MunahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang