"Ndoro, ini sisa uang belanja kemarin, saya belikan masker. Mahal lho, naik 5 kali lipat," ujar Munah menunjukkan beberapa masker, sekaligus belanjaan lainnya berupa sayuran, daging dan ikan.
Pemuda yang baru saja muncul dari ruang tengah meletakkan cangkir yang di bawanya di atas meja.
"Banyak amat belinya?"
"Iya, kan masker lagi langka, ini untuk persediaan. Ndoro kan sering keluar rumah jadi wajib pake ini."
"Beli di mana?" tanya si pemuda serius, netranya menyiratkan beribu tanya.
"Si mamang sayur, untung dia punya stok banyak," jawab Munah bangga.
Si pemuda mengernyitkan dahinya.
"Ini dipake ya, Ndoro ... biar aman. Sekarang lagi musim sakit."
Diangsurkannya sekantong masker pada pemuda yang kini menatapnya datar.
"Beli masker tuh yang masih segel di apotik, bukan di tukang sayur," gumam si pemuda,
"Aneh-aneh aja!" sambil lalu."Lho, Ndoro ini ... yang warna pink bagus kok," teriak Munah.
Tak ada sahutan, hanya tangan sang tuan terangkat ke atas, tanda tak berkenan.
"Huff, susah orang kaya! Nggak mendukung pedagang gerobakkan!" Bibir Munah manyun lima senti ngalahin si lohan yang berenang-renang centil di akuarium.
#ceritamunah
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Munah
HumorMengapa memuja kasta jika hakikatnya manusia adalah sama. Kisah Ndoro dan asisten.