Telur Rebus Vs Keiefsi

101 9 0
                                    

Hari beranjak petang, jarum jam menunjukkan pukul 17.35. Sosok pemuda terlihat melangkah ke arah dapur, melongok meja. Kosong.

Tangannya terulur membuka kulkas dan ..., "Nah, kamu ngapain di situ?! tegurnya dengan tatapan menyelidik, mendapati si asisten ngesot di pojokan dapur menjelang maghrib.

"Sstt, Ndoro pelan-pelan! Bentar ... ini lagi ngabuburit online. Pideo call an ini," pamernya bangga, setengah berbisik.

"Halo, Mince, Nur, gue off dulu ya, ngurusin ndoro gue dulu. Yang ... caem, tapi ngambekkan, hihi." Gadis itu terkekeh. Tentu saja kalimat terakhir sangat pelan hingga tak terdengar oleh yang bersangkutan.

"Terus ini bukaannya apa?!" tanya si pemuda sembari mengamati isi kulkas, lalu mengambil sebotol air mineral.

"Umm, anu Ndoro ... berhubung saya hari ini sibuk ... Udah tak pesenin delivery kok. Kaepci, bentar lagi nyampe. Harus muter katanya jalan pada ditutup portal," terang Munah panjang kali lebar kali tinggi.

"Kei-ef-si?!" gumam sang majikan memasang raut horor, "Saya kan nggak makan junk food, Nah! Kamu tuh harus mulai membiasakan hidup sehat, supaya kebal virus. Caranya? Atur pola makan, banyakin sayur, buah segar, kurangi makanan berpengawet. Olah raga teratur dan istirahat yang cukup, jaga kebersihkan lingkungan," terangnya panjang (ala-ala ahli gizi merangkap dokter), sepanjang jalan kenangan bersama mantan. Hiks.

Ting, nong! Ting, nong. Denting bel menginterupsi.

"Tapi ... si abang ojeknya udah di depan pagar, Ndoro, hiii," sahut Munah meringis. Menggaruk-garuk kepalanya yang tiga hari belum keramas.

"Saya tolong direbusin telur kampung aja," titah sang majikan, mengabaikan ucapan Munah.

"Itu buat kamu!"

"Saya juga telur rebus aja deh, kan kata Ndoro saya harus makan yang sehat!"

"Terserah! Kasih aja ke abangnya!" ujar sang tuan sembari melangkah meninggalkan dapur.

Suara bedug ditabuh, menyusul suara adzan menggema. 'Saatnya berbuka dengan kamu, iya kamu yang manis, kolak pisang, tapi bohong.  Munah nggak masak. 

**
Di dapur, Munah termenung dengan wajah melas, "Dugh, kaepci tuh kriuk, endes ... gurih, nyam, nyam. Bikin bapil eh baper! Yaudah ini pura-puranya paha ayam deh!" gumam munah sembari nyaplok telur rebus.

#ceritamunah

Cerita MunahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang