Segelas Sekoteng

175 19 1
                                    

"Nah, Munah ...."

Panggilan berulang itu seolah tak berarti, karena tak ada sahutan pun dari dalam kamar. Sang tuan melirik jam di pergelangan tangannya. Mulai tak sabar, kemudian mengetuk-ngetuk pintu coklat yang tertutup rapat.

Hening.

Raut si pemuda nampak kesal, kembali diketuknya pintu lebih keras.

Perlahan papan coklat itu terbuka, muncul sosok wanita dengan muka kuyu.

"Kamu ... !"  Kalimatnya menggantung  demi melihat sosok dengan penutup kepala sedikit berantakan itu menunduk. Tubuhnya bergetar.

"Sakit?!" pertanyaan dengan intonasi lebih rendah dari sebelumnya.

Munah mengangguk, merapatkan selimut yang membungkus badannya.

"Yasudah ... kamu istirahat aja," ujar si pemuda berlalu tanpa menunggu respon lawan bicara.

Sepuluh menit kemudian.

Tok, tok, tok.

"Naah?"

"Iyaaa, Ndo ...." Berbeda dari sebelumnya, satu kali panggilan membuat si penghuni kamar segera membukakan pintu.

"Ini ... ini sekoteng, biar anget. Minum aja," ujar si pemuda kaku.

Munah membeku. Dengan manik berkabut. Entah terharu, entah ter-nganu. Hah.

Hening.

Jarum jam berdetak menggema.

'Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu'. Entah suara dari mana, sayup-sayup syair si lesung pipit mengiringi suasana absurd.

Mungkin si Mince asisten sebelah sedang karauke. Haks.

Pemuda yang telah rapi dengan pakaian kantoran itu berdehem. Menyadarkan nalar Munah yang beberapa saat terlempar ke perawangan.

"Pintu depan saya kunci. Saya mau berangkat kantor." Disodorkannya nampan di tangannya.

"Ndoro, maaf, saya nggak bisa bikin sarapan."

Sang tuan mengehela napas, maniknya menatap penuh arti seolah berkata 'Tak masalah. Pan elu sakit, Marimar'. Lalu bergegas meninggalkan Munah dengan segala kegalauannya. Hiks.

"Duh, punya Ndoro suiit gini. Nggak nyesel jadinya sakit ... *ehh."

Diamatinya gelas berisi cairan keruh coklat muda. Lalu membuka lebar pintu lemari kayu di sudut ruangan. "Hii, buat kenang-kenangan." Mata Munah berbinar.

#ceritamunah

Cerita MunahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang