23 - Permen Kapas

3K 319 27
                                    

Jangan lupa follow akunnya eike Rositaaaatiaaa

Sebelum baca, berdoa dulu, ya! Biar diberi keselamatan dan kemudahan dalam perjalanan kalian membaca wkwkw

Happy reading❤

Now playing : Way Back Home - SHAUN 🎶

-——


Joo Hyun berjalan kesal di trotoar. Sesekali perempuan itu menendang batu-batuan atau krikil untuk meredakan kekesalannya.

Selanjutnya Joo Hyun menghentikan langkahnya. Perempuan itu memukul kepalanya. Berusaha untuk menghilangkan bayangan Joon Myeon dan Jesicca di pikirannya.

Tapi, sekuat apapun usaha Joo Hyun, tetap saja bayang-bayang itu tidak mau hilang. Bayang-bayang tawa bahagia Joon Myeon saat lelaki itu bersama dengan Jesicca.

Joo Hyun beralih memegang dadanya. Ternyata konsekuensi jatuh cinta memang sesakit dan semenderita ini. Bahkan, Joo Hyun bisa membenarkan kata-kata orang yang menyatakan bahwa "Sakit gigi lebih baik daripada sakit hati,". Sesungguhnya, Joo Hyun sudah merasakan sakit hati setiap hari.

Orang bilang, hidup dengan orang yang dicintai merupakan suatu hal yang paling bahagia, tapi mengapa aku tidak merasakan itu? Aku malah merasa sebaliknya. Menderita dan tertekan.

Joo Hyun merasakan sesuatu yang bening mengalir setetes di pipinya. Entah yang keberapa kalinya, Joo Hyun menangis karena satu hal. Yaitu, sakit hati.

Meski hanya setetes, tapi air mata itu begitu menyiratkan penderitaan. Apa sebaiknya Joo Hyun mengakhiri hubungan ini? Dan berusaha melupakan Joon Myeon?

Di antara padatnya jalan raya, Joo Hyun berjongkok di trotoar. Ia merasa bingung harus melakukan apa. Di sisi lain jika dipikirkan menggunakan logika, seharusnya Joo Hyun melepaskan Joon Myeon. Untuk apa mempertahankan sesuatu yang tidak bisa kamu miliki? Badan Joon Myeon memang ada bersama Joo Hyun, tapi bukankah sama saja jika hati Joon Myeon tidak bersamanya?

Sedangkan kata hatinya mengatakan, untuk terus mempertahankan Joon Myeon. Karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Kemungkinan besar, Joon Myeon bisa menjadi miliknya.

Lalu sekarang? Apa yang harus Joo Hyun lakukan? Mendengarkan pemikiran logika atau kata hati?

Joo Hyun menggeleng. Dia tidak bisa seperti ini terus. Secepatnya, Joo Hyun harus menentukan.

"Joo Hyun?" Sebuah suara dari belakang membuat Joo Hyun mengernyit kaget. Segera, Joo Hyun menghapus air matanya lalu menoleh kilat. Satu alisnya spontan terangkat.

"Tuan Lee?" Gumam Joo Hyun. Setelah menatap pria tua itu, kini tatapan Joo Hyun beralih ke arah seorang lelaki di samping Tuan Lee.

"Apa yang kau lakukan, Nak?" Tanya Tuan Lee.

Joo Hyun gelagapan. "Ah, aku hanya ingin menghirup udara segar," Sahutnya.

Tuan Lee terlihat mengerutkan alisnya. "Lalu mengapa kau berjongkok seperti itu?"

Joo Hyun sontak berdiri sembari menerawangkan matanya untuk mencari sebuah alasan. Selanjutnya, Joo Hyun tertawa kikuk. "Oh inii, aku hanya sedang mengamati kerikil itu. Iya, aku kira itu sebuah berlian," Joo Hyun meringis. Alasan yang begitu luar biasa.

Sebelum Tuan Lee membuka pertanyaan lagi, Joo Hyun segera mengganti topik. "Kau mengajak siapa, Tuan? Apa dia anakmu?" Tanya Joo Hyun beralih menatap lelaki yang sedari tadi menatapnya.

Tuan Lee berseru, "Ah iya!" selanjutnya pria tua itu menatap lelaki di sampingnya. "Dia anakku, namanya Park Bo Gum," Ujar Tuan Lee memperkenalkan.

[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang