——Sudah dua hari lamanya Joon Myeon tidak bertukar kabar dengan Joo Hyun. Dan itu semua membuat kepala Joon Myeon semakin pening. Apalagi dengan pekerjaannya yang boro-boro membuatnya bersantai sejenak.
Semenjak kejadian dimana salah satu anak buahnya—yang menjadi suster di Rumah Sakit tempat Bae Young dirawat, melaporkan bahwa Bo Gum berkunjung, membuatnya marah besar. Ternyata lelaki itu memang benar-benar bermuka dua.
Sedangkan sekarang, Joon Myeon sangat tersiksa. Ia ingin mengabari Joo Hyun duluan, tapi Joon Myeon masih marah dan sangat kesal. Ditambah lagi, Joo Hyun juga tidak pernah menghubunginya membuat Joon Myeon semakin muak.
Dan sekarang, Joon Myeon benar-benar muak. Ia tidak bisa tenang. Joon Myeon melirik ponselnya yang tergeletak di meja kerjanya. Sudah saatnya ia harus menghubungi Joo Hyun.
Saat hendak mengambil ponsel, tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka. Menampilkan sosok perempuan yang menjabat sebagai sekretarisnya.
Perempuan itu menunduk, memberi hormat, lalu mendekati meja Joon Myeon dengan setumpuk berkas.
“Tuan, ini laporan dari Mr. Jackson. Tentang, hasil uji kerja perusahaan kita.” Ujar perempuan itu, yang mendapat anggukan singkat dari Joon Myeon. Sekretaris itu menaruh berkas yang ia bawa di hadapan Joon Myeon, lalu permisi setelahnya.
Joon Myeon mengambil berkas itu. Membuka map-nya lalu tersenyum membaca sederet kalimat di dalam kertas putih itu. Ia bangga dengan perkembangan pekerja di perusahaannya. Kini, Joon Myeon sudah bisa mengambil hati Mr. Jackson, dan membuat lelaki bule itu menyetujui untuk bekerja sama dengan proyeknya.
Joon Myeon membanting pelan berkas yang berisi tentang persetujuan Mr. Jackson untuk bekerja sama dengannya itu, lalu menyandarkan punggungnya di kursi putarnya.
Matanya terpejam. Ia benar-benar diserang rasa lelah. Merasa bosan, Joon Myeon mengambil ponselnya. Hal pertama yang ia kunjungi adalah roomchat-nya dengan Joo Hyun. Tak ada tanda-tanda Joo Hyun mengiriminya pesan, sampai akhirnya Joon Myeon mengetikkan sesuatu.
To : Bae Joo Hyun
Bagaimana keadaanmu?Joon Myeon menghela napas, lalu kembali meletakkan ponselnya. Matanya melirik Jesicca sekilas yang tengah berdiri di ambang pintu ruangan kerjanya.
“Selamat pagi, Joon Myeon,” Sapa Jesicca sembari duduk di depan meja Joon Myeon. Perempuan itu membawa sekotak kue kesukaan Joon Myeon.
Joon Myeon tak menyahut. Ia memejamkan matanya, seolah-olah Jesicca tak kasat mata baginya.
Jesicca tersenyum kecut. Ada rasa sesak di dadanya ketika Joon Myeon mengabaikannya seperti ini. Seumur-umur Joon Myeon tak pernah berlaku seperti ini terhadapnya. Jesicca jadi merasa bersalah.
“Joon Myeon, maafkan aku soal kemarin. Aku-”
“Kejadian menjijikkan seperti itu tidak usah diungkit. Aku tidak peduli.” Potong Joon Myeon. Ia masih setia dengan posisinya.
“Lalu ...” Jesicca menghela napasnya, “Kenapa kau marah?” Tanyanya, membuat Joon Myeon membuka kedua matanya.
“Aku tidak marah.”
Jesicca tersenyum lebar. “Benarkah? Aku benar-benar minta maaf. Kemarin, aku terlalu senang bisa bertemu denganmu.” Ujar Jesicca.
Joon Myeon menjawabnya dengan deheman pelan. “Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Joon Myeon mengubah topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)
FanfictionDrama Series 1 (Marriage Story) - Sad Romance *** Hurt, injured, sad and angry. Empat kata itu akan kalian temukan dalam hari-hari Joo Hyun. Pernikahan paksa ini membuat Bae Joo Hyun harus menahan banyak keperihan karena sikap Kim Joon Myeon yang sa...