-----Brakk!
Dengan sekali tendang, kursi kayu di sampingnya langsung berguling terjatuh di atas lantai, Joon Myeon menghentikan acara makannya lalu menatap kedua orang yang telah membuatnya berada diposisi seperti ini. Kedua orangtuanya. Ibu dan ayahnya yang dia cintai.
Dengan wajah tenang, Joon Myeon bangkit dari duduknya masih dengan menatap kedua pasangan paruh baya di hadapannya ini.
"Joon Myeon," ucap Joo Hyun dengan nada berbisik tetapi membuat Joon Myeon berganti menoleh kearahnya. Pria itu menatap tajam Joo Hyun. Mata elangnya merobek robek mata kucing Joo Hyun sehingga perempuan itu tidak berani menatap mata Joon Myeon. Dia memilih menunduk, dan menarik kembali nekad untuk menasehati Joon Myeon kalau pria itu telah membuat kedua orangtuanya terkejut dengan tindakannya yang secara tiba-tiba. Bahkan Joo Hyun pun juga sama terkejutnya.
"Ibu, Ayah.. Aku mau menikah dengan perempuan ini karena kalian. Karena paksaan kalian. Jika saja ibu tidak mengancam untuk bunuh diri, aku tidak akan sudi menikah dengan perempuan ini. Kau tahu, aku tidak ingin menikah. Jadi apa salahnya aku memperlakukannya tidak adil? Bukankah pernikahan ini bukan kemauan ku sendiri?"
"Suhoooo!"
"Kenapa ayah? Apa aku salah? Kalian bilang dia adalah istriku, lalu terserah mau aku apakan. Mau aku buang, mau aku jadikan pelayan, bukankah itu urusanku?"
Deg!
Ambruk sudah hati Joo Hyun mendengar semua ini. Sebegitu tidak berharganya kah dia sehingga Joon Myeon mengatakan itu semua? Bukankah Joo Hyun manusia? Dia juga punya hati dan akan sakit ketika mendengar semua itu.
Ini adalah yang ke 1000 kalinya Joon Myeon mengucapkan kata kata menyakitkan selama 1 minggu pernikahan mereka.
Bahkan ini jauh lebih sakit dibandingkan yang sebelumnya. Tanpa sadar, Joo Hyun merintikan air matanya, perempuan itu terpaku seraya tak pernah melepas pandangannya dari Joon Myeon.
Kenapa Joon Myeon tak mengerti perasaannya? Kenapa pria itu egois dan selalu membencinya? Kenapa? Banyak kata kenapa berceceran di lubuk hatinya.
Joo Hyun menoleh ke arah kedua orangtua Joon Myeon. Pasangan paruh baya yang sudah ia anggap sebagai orangtuanya sendiri selama seminggu ini. Joo Hyun bangkit dari tempat duduknya, lalu menghampiri Ji Yang yang tengah menangis pilu mendengar amukan dari putranya itu.
"Tenang." ucapnya. Tangannya mengelus-elus lembut bahu Ji Yang.
"Kalian memang sama saja! Arghhh!" Setelah berteriak frustasi, Joon Myeon pergi meninggalkan mereka bertiga. Pria itu memilih meninggalkan rumah untuk sementara agar dia bisa menenangkan pikirannya.
Membentak kedua orangtuanya adalah hal yang begitu membuat Joon Myeon menyesal.
•••
*Joo Hyun POV
Sudah berjam-jam aku menunggu Joon Myeon pulang ke rumah. Tetapi dia sama sekali tak kunjung datang. Berbagai pesan aku kirimkan lewat ponselku dan dia juga sama sekali tidak membacanya. Sepertinya Joon Myeon memang marah besar kali ini, meskipun dia bersikap tidak terjadi apa-apa, tapi aku tahu hatinya tengah direbuti beribu-ribu api.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)
FanficDrama Series 1 (Marriage Story) - Sad Romance *** Hurt, injured, sad and angry. Empat kata itu akan kalian temukan dalam hari-hari Joo Hyun. Pernikahan paksa ini membuat Bae Joo Hyun harus menahan banyak keperihan karena sikap Kim Joon Myeon yang sa...