29 - Jealous

2.6K 294 53
                                    

Jangan lupa, berdoa dulu kawan-kawan! Nanti biar Joon Myeon yang mimpin doanya, wkwkw

Ada yang kangen Surene Couple? Atau malah kangen sama authornya? Muehehe

Happy reading

Now playing : Universe - EXO 🎶🎶


••

Joo Hyun menatap sayu seorang pria paruh baya yang tengah berbaring dengan berbagai alat medis di hadapannya. Napasnya naik turun bergerak secara teratur. Bae Young nampak tenang. Sepertinya mimpinya sangat indah sehingga Bae Young betah menutup matanya berhari-hari.

Buliran bening kembali turun dari pelupuk mata Joo Hyun. Meski hanya satu, tapi menyiratkan semua rasa sakit yang ia rasakan.

Joo Hyun tak kuasa melihat keadaan Ayah tersayangnya, orang satu-satunya yang ia punya tengah terbaring lemas tak berdaya seperti ini. Pikiran untuk menggantikan posisi Ayahnya langsung muncul begitu saja.

Mengapa tidak dirinya saja yang seperti ini? Mengapa orang yang begitu memiliki peran penting dan sangat dibutuhkan oleh banyak orang harus mengalami hal ini? Mengapa tidak dia saja? Apa salah Ayahnya? Apa salah Joo Hyun? Kenapa ia harus diberikan cobaan seberat ini?

Joo Hyun terduduk di kursi tepat di samping ranjang Ayahnya tidur. Senyum tipis mengembang di bibirnya. Sudah lebih dari seminggu Ayahnya terbaring koma dan Joon Myeon tak ada di sampingnya.  Tangannya bergerak menggenggam tangan kanan Bae Young yang tertusuk infus, lalu menciumnya khidmat.

“Aku rindu senyuman Ayah,” Ujarnya, parau. “Aku rindu usapan tangan Ayah.” Lanjutnya.

Sejenak, sederet memori dimana Ayahnya selalu mengusap rambutnya pelan muncul di bayangan Joo Hyun. Seperti film usang yang berefek monokrom. Dari ia kecil, sampai sekarang. Momen dimana Ayahnya memperlakukannya seperti anak kucing.

Joo Hyun benar-benar merindukan Ayahnya. Sangat.

Sampai akhirnya, lamunan Joo Hyun buyar, ketika pintu kamar rawat Ayahnya terbuka. Tadinya, Joo Hyun kira itu Seulgi, tapi kemunculan laki-laki menggunakan kemeja lengan panjang berwarna hitam membuatnya mengernyit.

“Hai, Irene ...” Sapaan itu dilontarkan bersamaan dengan senyum ramah yang lelaki itu berikan. Ia ternyata Park Bo Gum. Anak dari Tuan Lee.

Joo Hyun refleks berdiri dari duduknya. Perempuan itu menyamarkan ekspresi kagetnya dengan menundukkan badannya. Perlakuan spontan yang dilakukan orang Korea sebagai tanda hormat dan selamat datang.

“Bagaimana keadaan Paman Young Sik?” Tanya Bo Gum sekaligus menjadi pembukaan topik obrolan mereka.

Joo Hyun tersenyum. Lantas, ia mempersilahkan Bo Gum duduk di atas sofa yang tak jauh dari ranjang Ayahnya.

“Tidak ada perkembangan. Kondisinya masih sama.” Sahut Joo Hyun, setelah menerima keranjang buah yang diberikan lelaki itu.

“Maaf, Ayah tidak bisa datang kemari. Jadi aku yang menggantikannya.” Ujar Bo Gum, mendapat anggukkan maklum dari Joo Hyun.

Selanjutnya, suasana hening. Masing-masing dari mereka memikirkan topik apa yang cocok untuk dibicarakan. Hingga akhirnya, Bo Gum memulainya.

[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang