22 - S O R R Y

3.2K 313 26
                                    

Follow my akun Rositaaaatiaaa
Happy reading, beb :) wkwkw

——

Suara burung-burung berkicauan terdengar dari luaran jendela kamar. Joon Myeon membuka matanya perlahan, telapak tangannya spontan menutupi sebagian wajahnya yang terkena silauan sinar mentari.

Setelah dapat membiasakan cahaya matahari yang menembus di penglihatannya, Joon Myeon meregangkan otot-otot tubuhnya. Matanya lantas menatap wajah Joo Hyun yang kini masih tertidur pulas di sampingnya.

Joon Myeon tersenyum simpul. Lelaki itu memposisikan tubuhnya menghadap ke arah Joo Hyun dengan lengan sebagai penopang kepalanya.

Tanpa sedikitpun teralihkan, Joon Myeon menatap Joo Hyun lekat. Istrinya memang cantik. Joon Myeon percaya itu. Tapi, terlalu sulit untuknya mengungkapkan langsung di depan Joo Hyun.

Lagi-lagi Joon Myeon tersenyum. Tangannya hendak naik memautkan helai-helai rambut yang menutupi wajah Joo Hyun ke belakang telinga perempuan itu, namun, Joon Myeon mengurungkannya. Dia tidak bisa melakukan itu. Hingga akhirnya, Joon Myeon hanya bisa memperhatikan wajah istrinya.

Selama ini, Joon Myeon hanya bisa menyakiti hati perempuan ini dengan berbagai ucapan dan perlakuan kasar yang dia berikan. Bahkan, Joon Myeon yang layaknya adalah manusia sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana terluka dan tertekannya perempuan ini dengan kelakuannya.

Tapi, di saat Joon Myeon ingin membuat Joo Hyun membencinya, kenapa perempuan itu malah membuatnya merasa sebaliknya? Merasakan sesuatu yang nyaman?

Joon Myeon tahu, perbuatannya selama ini sungguh keterlaluan. Hanya karena dia tidak ingin dijodohkan, lelaki itu sampai membuat anak orang lain menderita.

Hanya karena perjodohan ini membuat pekerjaannya sedikit terhambat, Joon Myeon tega menyakiti hati Joo Hyun yang terlalu polos ini.

Joon Myeon tahu dia bodoh. Selama ini sama sekali tak bisa memikirkan apapun selain pekerjaan dan karir.

Tapi, semenjak Joo Hyun hadir dalam hidupnya, entah kenapa Joon Myeon merasa berbeda. Mengenal yang namanya diperhatikan dan selalu disambut ketika pulang kerja.

Setelah kemarin, sesuatu yang membuatnya terpaku, Joon Myeon akhirnya mengerti, bahwa perempuan ini benar-benar sangat mencintainya. Dan jika Joo Hyun bisa mencintainya lalu kenapa Joon Myeon tidak bisa?

Joon Myeon sadar. Sebelum perempuan yang tidur di hadapannya ini pergi dan Joon Myeon merasakan penyesalan, alangkah baiknya lelaki itu memperbaiki semuanya.

Tangan Joon Myeon kembali terangkat, kali ini lelaki itu mengelus pipi Joo Hyun lembut. Matanya menatap Joo Hyun lekat-lekat.

"Maaf," Satu kata itu berhasil keluar dari mulut Joon Myeon. Meski hanya terdengar seperti bisikan, Joon Myeon tersenyum. Akhirnya dia bisa mengungkapkan satu kata itu. Tanpa beban maupun terpaksa.

Seandainya, sekarang Joo Hyun sadar, perempuan itu pasti akan berteriak kegirangan. Sayangnya, Joo Hyun masih berada di alam mimpi. Perempuan itu benar-benar melewatkan hal yang begitu luar biasa dan yang sangat dia nanti-nantikan dalam hidupnya. Tanpa sadar, Joo Hyun tersenyum dalam lelapnya.

——

Siang ini, Joo Hyun tak melakukan apapun di rumah. Bibi Chan sudah kembali bekerja dari cutinya beberapa bulan. Rumah kembali terasa ramai.

[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang