39 - Hurt

2.5K 323 162
                                    

Happy reading❤❤

---

Luka terbesarmu adalah ketika kau menyakiti orang yang sangat engkau sayangi sampai membuatnya menangis. Dan sekarang, aku tengah merasakan itu. Bukan berbentuk penyesalan, tapi berupa sebuah luka.” — Kim Joon Myeon.

“Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau mengikat seekor anjing tanpa memberinya makan atau mengurusnya? Mati. Begitulah keadaan harapanku untuk Joon Myeon sekarang.” — Bae Joo Hyun.

Kalian pernah tidak berada di posisi Joo Hyun? Dikhianati oleh orang yang kalian cintai, apalagi pengkhianatannya tidak tanggung-tanggung. Dan yang lebih parahnya, orang itu pernah memberikan kalian harapan meski hanya sedikit.

Berada di posisi Joo Hyun tidak mudah. Hatinya seolah sedang dipermainkan. Ditinggal oleh sang Ayah yang merupakan satu-satunya keluarga yang ia punya lalu setelah itu suaminya berubah. Dan ketika Joo Hyun memiliki tekad bisa membuat suaminya kembali padanya, kini di depan mata, Joon Myeon malah melakukan pengkhianatan yang membuatnya merasa semakin lelah.

Prangg!

Joo Hyun langsung berjongkok membersihkan pecahan kaca dari mangkuk kue beras itu. Kue berasnya sudah berserakan dan kotor karena bersentuhan dengan tanah. Sudah tidak layak untuk dimakan. Padahal Joo Hyun benar-benar lapar.

Air matanya tak bisa dibendung lagi. Joo Hyun merasakan dirinya lemas, tapi ia kunjung menahannya. Telapaknya sudah memutih karena terlalu erat mengepal.

Joo Hyun mendongak. Menatap dua sejoli yang sudah mengganti posisinya itu. Keduanya kini menatap Joo Hyun dengan pandangan berbeda-beda.

Perempuan itu berdiri dari jongkoknya. Dengan air mata yang terus mengalir, ia tersenyum manis.

“Kue berasnya jatuh. Sudah tidak layak untuk dimakan.” Ujarnya sekaligus menyindir dengan nada bergetar.

Joo Hyun membalikkan badannya. Ia berjalan santai meninggalkan dua orang itu. Ia tidak ada niatan untuk lari meskipun saat ini tangisannya sudah pecah dan mengundang tatapan banyak orang.

Hatinya sakit. Joo Hyun masih mengepalkan tangannya marah. Tapi Joo Hyun mencoba untuk menahannya. Sampai tangannya di tarik ke belakang oleh seseorang. Apalagi mendengar suara orang itu, membuat Joo Hyun tak bisa menahan amarahnya lagi.

“Tunggu!”

Plak!!

Joon Myeon mendelik terkejut. Pipinya terasa memanas ketika ia mendapatkan tamparan mendadak itu.

Joo Hyun sendiri tersenyum miring, di tengah-tengah tangisnya. “Maaf. Tapi kau memang pantas mendapatkannya.” Ujar Joo Hyun, hendak melanjutkan langkahnya, namun kembali terhenti ketika lelaki itu menggenggam pergelangan tangannya.

“Sebentar. Aku ingin bicara.”

Joo Hyun menoleh. “Jangan bicara padaku hiks ... Itu hanya akan membuang-buang waktu berhargamu. Kembalilah.”

“Aku tidak mau.” Balas Joon Myeon, membuat Joo Hyun kembali tersenyum miring.

“Licik sekali.” Ujarnya, menghapus kasar air matanya. “Apa kau akan menjelaskannya padaku dan membuatku tidak salah paham? Lalu kemarin-kemarin kemana? Kenapa baru sekarang kau akan menjelaskannya?” Ujar Joo Hyun, merendahkan suaranya.

[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang