-*-
Antara harus biasa saja, takut atau bagaimana. Rasanya campur aduk ketika melihat Park Bo Gum kini di depan Joo Hyun. Membantu perempuan itu membawa barang belanjaan dari tengah-tengah rak makanan.
Joo Hyun menggigit jari telunjuknya bingung. Ia hanya mengikuti kemana lelaki itu membawa pergi belanjaannya.
Apa yang harus aku lakukan?
Perempuan itu sudah berusaha menolak. Tapi Bo Gum tetap keras kepala. Dan sekarang ia bersama lelaki itu berada di depan kasir, menunggu belanjaan Joo Hyun lalu membayarnya.
“Ah tidak usah.” Joo Hyun mengambil sekantong plastik besar dari tangan Bo Gum. Kini lelaki itu malah memiliki niat untuk mengantarnya pulang.
“Kenapa?” Tanya Bo Gum bingung.
“Aku bisa sendiri,” Ujar Joo Hyun, tersenyum. Mencoba ramah dengan lelaki di depannya ini.
“Kau sendirian? Mari aku antar pulang.” Tawar Bo Gum.
“Tidak, terimakasih. Aku bisa pulang sendiri.” Joo Hyun beralih ingin melewati Bo Gum, namun lelaki itu malah mencegat tangannya, membuat Joo Hyun menoleh kilat.
“Mengapa kau keras kepala? Aku bilang aku bisa pulang sendiri!” Bentak Joo Hyun di luar dugaan. Perempuan itu marah ketika Bo Gum berani menyentuh tangannya.
“Ayo pulang bersamaku.”
“Aku tidak mau! Aku bersama Paman Lee kemari.” Joo Hyun semakin marah.
“Aku hanya ingin-”
“Aku bilang tidak usah ya tidak usah! Mengapa kau memaksa!? Siapa kau?” Kini Joo Hyun berteriak. Ia tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Ketika Joo Hyun melihat Paman Lee, ia langsung berlari menghampiri pria itu dengan membawa kemarahan yang masih mereda di hatinya.
“Nona, sudah selesai?” Tanya Paman Lee setelah selesai mematikan sambungan teleponnya dengan seseorang.
“Ada apa Nona?” Paman Lee kembali bertanya saat melihat ekspresi Joo Hyun.
Joo Hyun yang merasa diperhatikan langsung mengubah raut wajahnya dan tersenyum.
“Tidak Paman, Ayo pulang.”
Paman Lee mengangguk. Pria itu membukakan pintu mobil untuk Joo Hyun dan berlari menuju pintu kemudi ketika Joo Hyun sudah ada di dalam mobil.
Joo Hyun menyenderkan kepalanya, lalu menghela napas. Bo Gum tadi benar-benar keterlaluan. Dan itu membuatnya marah besar. Apalagi suasana hati Joo Hyun sedang tidak baik hari ini.
Ia membuka ponselnya. Masih tak ada pesan atau telepon sekalipun dari Joon Myeon semenjak kejadian 3 hari lalu. Bahkan pesan-pesan yang Joo Hyun kirimkan sama sekali tak mendapat balasan.
Joo Hyun jadi takut. Tapi ia percaya, suaminya bukan semurah itu. Apalagi untuk melakukan perselingkuhan di belakangnya. Karena Joo Hyun yakin, Joon Myeon benar-benar mencintainya.
——Joo Hyun turun dari mobil ketika sudah memasuki pekarangan rumah. Tak lupa mengucapkan terimakasih untuk Paman Lee yang repot-repot membukakan pintu mobilnya.
Matanya menerawang lalu jatuh pada mobil sport berwarna hitam di salah satu garasi mobil. Itu mobil Joon Myeon.
Joo Hyun menoleh menatap Paman Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)
FanfictionDrama Series 1 (Marriage Story) - Sad Romance *** Hurt, injured, sad and angry. Empat kata itu akan kalian temukan dalam hari-hari Joo Hyun. Pernikahan paksa ini membuat Bae Joo Hyun harus menahan banyak keperihan karena sikap Kim Joon Myeon yang sa...