Happy reading❤
Kalo berkenan, follow akun aku juga ya Rositaaaatiaaa
--
"Jesicca ... Bagaimana?" Pertanyaan spontan yang dilontarkan oleh Joo Hyun membuat Joon Myeon menoleh ke samping kirinya. Selanjutnya, lelaki itu terlihat mengerutkan keningnya.
"Memang dia kenapa?" Tanya Joon Myeon balik, seolah-olah lelaki itu sama sekali tidak tahu maksud dari pertanyaan Joo Hyun.
Joo Hyun menghela napas. Permen kapas berukuran besar yang diberikan oleh Joon Myeon tadi, masih tersisa banyak. Pikirkan saja, bagaimana cara Joo Hyun menghabiskan permen kapas yang mengalahi ukuran kepalanya itu? Lagi pula mood Joo Hyun kurang bagus hari ini.
"Kau meninggalkannya di rumah untuk menyusulku ke mari?"
Joon Myeon menggeleng. "Dia langsung pamit pulang setelah kau meninggalkan rumah," Ujarnya tanpa menatap Joo Hyun. Lelaki itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lalu mendongak.
Joo Hyun sendiri merasa kikuk duduk bersampingan begini. Sebenarnya, masih ada banyak pertanyaan lain yang ingin dia tanyakan. Soal perlakuan Joon Myeon yang tidak pasti ini, dan saat malam minggu di mana Joon Myeon tiba-tiba menciumnya itu.
Kembali, Joo Hyun melirik Joon Myeon melalui ekor matanya lalu menggigit bibir bawahnya. Tangannya kembali menyobek makanan manis yang sejak tadi bertengger di sampingnya.
"Jika kau ingin menanyakan sesuatu, tanyakan saja. Lagi pula aku masih memiliki banyak waktu sebelum pergi ke Inggris besok," Ucap Joon Myeon santai. Joo Hyun langsung menoleh kilat.
Inggris?
"Kenapa Joon Myeon tak pernah menceritakan ini kepadaku? Apa dia memang belum bisa terbuka denganku?" Gumam Joo Hyun. Tampaknya, meskipun Joo Hyun bergumam kecil, masih bisa ditangkap oleh pendengaran Joon Myeon. Joon Myeon tersenyum.
"Selama ini kau terlihat menjauh dariku, bagaimana aku bisa membagi kisah denganmu? Aku bukannya tidak terbuka, tapi aku masih dalam proses berusaha untuk belajar mempercayaimu," Sahut Joon Myeon. Lelaki itu mengubah duduknya menjadi menyamping. Sekarang, Joo Hyun tepat berada di hadapannya. Matanya yang tajam, menatap Joo Hyun lekat.
Pelan namun pasti, Joon Myeon menyentuh tangan kiri Joo Hyun yang menggantung bebas lalu menggenggamnya erat. Reaksi Joo Hyun membeku. Perempuan itu mematung, hingga ia tidak sadar telah menjatuhkan permen kapas di tangan kanannya.
Tanpa kedip, Joo Hyun menatap kedua mata Joon Myeon tepat di manik matanya. Joon Myeon pun melakukan hal yang sama.
Entah berapa lama mereka tatap-tatapan seperti itu, hingga suara Joon Myeon mencairkan ketegangan.
"Joo Hyun ... Mengingat semua perbuatan yang aku lakukan selama ini, mungkin aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu. Tapi, apa aku bisa meminta sebuah kesempatan untuk memperbaiki semuanya?" Tanya Joon Myeon pelan. Joo Hyun merasakan tenggorokannya tercekat. Perempuan itu menelan ludahnya susah payah.
Joon Myeon kembali bicara, "Aku ingin belajar mencintaimu, seperti apa yang kau lakukan selama ini untukku," Ujar Joon Myeon. "Ini bukan sebuah bentuk kasihan, tapi ini sebuah kesungguhan. Aku ingin bersungguh-sungguh untuk belajar mencintaimu. Apa kau bisa membantuku?" Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS 1] Good Wife: You are a Good Wife (Surene)
FanfictionDrama Series 1 (Marriage Story) - Sad Romance *** Hurt, injured, sad and angry. Empat kata itu akan kalian temukan dalam hari-hari Joo Hyun. Pernikahan paksa ini membuat Bae Joo Hyun harus menahan banyak keperihan karena sikap Kim Joon Myeon yang sa...