26-Antara cinta dan logika

6.5K 266 5
                                    

Jadi, mana yang lebih melelahkan? Kaki yang terus mengejar, atau hati yang terus berharap?

****

PUKUL 07.00 malam Chaca berdiri tepat didepan rumahnya, ia sedang menunggu ojek online langgananya. Kalian tau Chaca mau kemana dimalam hari? Gadis polos itu akan pergi menemui Davi di apartement-nya. Gila memang, Chaca berbohong pada Ayudia untuk meminjam buku pada temannya, jadi ia di izinkan keluar malam. Akhir-akhir ini Chaca jadi sering berbohong pada Ayudia, entahlah ia sendiri pun tidak mengerti mengapa bisa seperti ini.

Sudah hampir 15 menit Chaca berdiri dan menunggu ojek online-nya yang tak kunjung datang. Menyebalkan! ini bukan sekali atau dua kali Pak ojek tidak datang, melainkan sudah kesekian kalinya. Pasti jika di tanya Pak ojek akan menjawab, 'ada urusan mendadak neng'.

Lalu bagaimana caranya ia sampai di apartement Davi? Tidak mungkin kan ia naik taxi, nanti kalau di culik dan di bawa kabur bagaimana?

Dengan cepat Chaca menggelengkan kepalanya. Tidak! Itu tidak boleh terjadi!

"Aduh gimana ini," gumam Chaca.

"Andai aja Chaca punya sayap, pasti Chaca sudah terbang sekarang," Chaca bermonolog sendiri. Hingga suara kelakson mobil membuat ia tepelonjat kaget.

Tiinn....

"Aish siapa si itu," kesal Chaca.

Pintu mobil terbuka, lalu seorang perempuan cantik yang mempunyai body bak model itu pun keluar.

"Chaca," sapa seseorang itu seraya tersenyum manis.

Chaca mendengus sinis saat tau seseorang yang  telah membuatnya terpelonjat kaget tadi adalah Kia. Ya, Azkia Arabela.

"Ngapain sih," ucap Chaca sengit.

"Tadi dari jauh gue enggak sengaja liat elo berdiri seorang diri disini, makanya gue hampiri," jawab Kia.

"Tapi enggak usah kagetin Chaca juga kali," kesal Chaca.

Kia terkekeh pelan,"Sorry, Cha. Gue enggak sengaja kan," ucap Kia.

Chaca menghela napasnya,"Iya. Iya. Chaca maafin," ucap Chaca.

"Lagian ngapain lo berdiri malem-malem gini, sendirian lagi," tanya Kia mulai kepo.

Chaca mendesis,"Baru juga jam tujuh, belum malem ini namanya Kia," hardik Chaca.

Kia memutar kedua bola matanya."Kalo bukan malem terus apa, pagi? Atau subuh?" kesal Kia. Chaca selalu saja menyebalkan jika di ajak berbicara.

"Mmm... Intinya belum malem Kia," kekeh Chaca.

Kia mengehela berat, berbicara dengan Chaca itu harus secara detail dan terperinci agar paham apa maksudnya.

"Gini Cha. Kalo gue tanya 'ngapain tengah malem berdiri disini'. Itu tandanya udah larut malem, karena ada kata tengah! Kan ini gue tanya, 'ngapain Cha malem-malem gini'. Ya, itu tandanya udah malem Chaca, lo enggak liat noh langit gelap," ucap Kia geram.

Chaca hanya mangut-mangut pertanda paham.

"Paham sampai sini?" tanya Kia.

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang