11-Antara cinta dan logika

8.1K 370 3
                                    

Aku belum pernah merasakan yang namanya cinta, tapi saat berada di dekatmu ada rasa yang berbeda.

****

TATAPAN mata Chaca lurus kedepan. Lalu ia mengadah menatap langit yang berisi bintang-bintang serta bulan yang terang menderang. Chaca sangat menyukai keindahan malam, menurutnya ada ketenangan tersendiri bagi dirinya. Rambutnya beterbangan akibat semilir angin malam. Baru saja ia ingin memejamkan mata namun sebuah notifikasi menahannya.

Ting!

Chaca berdecak sebal, sebuah notifikasi telah mengganggu ketenangannya. Ia pun berjalan ke arah meja dimana ponselnya di letakan. Perlahan jari lentiknya mulai membuka sebuah notifikasi tersebut. Dan seketika ia membulatkan matanya kaget.

AIDAN

Cha, 15 menit lagi gue sampe rumah lo!

Chaca menggigit jari telunjuknya. Ia bingung harus bagaimana, ia mengira Davi hanya berbohong ingin mengajaknya jalan. Dan apa ini? Davi benar-benar serius.

Chaca mundar-mandir tidak jelas, pesan whatsapp yang dikirim Davi sukses membuatnya kelimpungan. Pasalnya ia tidak sendiri lagi dirumah, melainkan ada Ayudia. Berbeda saat Adnan mengajaknya jalan, saat itu bundanya sedang pergi, tapi sekarang? Ah, sudah pasti ia tidak akan di izinkan.

Chaca terus berdecak sebal, pikirannya benar-benar buntu. Ia bingung harus berbuat apa? Ingin menolak tapi sudah telanjur, Davi sebentar lagi akan sampai.

"CHACA...." teriak Ayudia membuat Chaca tersentak kaget.

"Iya Bunda...."

"CEPAT TURUN! ADA TEMAN KAMU."

mata Chaca membelalak, sudah pasti teman yang di maksud adalah Davi. Berarti sedari tadi ia kelimpungan tidak jelas dalam waktu 10 menit? Benar-benar bodoh!

"CHACA...." teriak Ayudia lagi membuat Chaca mendengus.

"Sebentar Bunda...."

Dengan cepat Chaca mengganti pakainnya, ia menggunakan kaus hitam polos dan rok jeans selutut. Setelah itu ia memakai sepatu kets dan menyambar slingbag nya.

Chaca menuruni anak tangga satu persatu. Dan benar saja, Davi tengah duduk berdua dengan bundanya.

"Chaca kenapa gak bilang Bunda kalo mau pergi?" tanya Ayudia membuat Chaca menundukkan kepalanya.

"Anu...Bun...Aidan yang tiba-tiba datang," jawab Chaca gugup. Sungguh ia sangat takut jika bundanya marah.

Davi bersungut sebal,"Enggak kok tante. Tadi siang Davi sudah bilang ke Chaca kalo Davi mau mengajaknya keluar malam ini," ucap Davi membenarkan. Ia sama sekali tidak terima jika di salahkan.

Ayudia bertolak pinggang, Ia menatap Chaca dan juga Davi bersamaan."Jadi, mana yang benar?" tanya Ayudia,"Chaca, Bunda gak pernah ngajarin Chaca berbohong," ucap Ayudia membuat Chaca menggigit bibir bawahnya.

"Iya Bunda, Aidan benar," pasrah Chaca.

Kening Ayudia mengkerut,"Siapa Aidan?" heran Ayudia.

"Itu nama Davi tante. Lebih tepatnya nama tengah Davi," ucap Davi menjelaskan.

Ayudia memijit pelipisnya, ia tampak pusing dengan anak serta cowok di hadapannya.

"Yasudah, saya hanya ingin memberitahu bahwa Chaca enggak pernah keluar malam bersama cowok. Maka dari itu kamu harus bisa jaga anak saya," ujar Ayudia menjelaskan

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang