Aku akan terus berharap memiliki mu, meskipun itu mustahil.
_Adnan Pratama_
****
ADNAN menatap dirinya tepat di depan cermin. Ia tersenyum tipis seraya menghembuskan napasnya lemas. Ada sedikit rasa cemburu ketika mendengar kabar kedekatan Chaca dan Davi. Ia pikir itu tidak akan pernah terjadi karena Davi yang terus menolak jika Chaca mendekat, tapi... Itu semua tidak bertahan lama. Buktinya Chaca dan Davi semakin dekat setiap harinya. Kalau seperti ini, apa mungkin Chaca akan suka dengannya? Terlebih, gadis polos itu sangat tergila-gila dengan Davi. Masih adakah celah untuk ia mendapatkan hati Chaca?
Adnan menghela berat seraya merogoh saku celananya. Ia mengambil ponsel lalu membuka galeri. Adnan tersenyum manis melihat foto Chaca yang sengaja ia ambil di salah satu media sosialnya.
"Cha, lo cewek unik yang pernah gue temui. Karena lo, gue bisa move on dari Maura, apa mungkin gue bisa masuk ke dalam hati lo?" tanya Adnan yang masih setia memandangi foto Chaca di layar ponselnya.
Adnan memejamkan matanya sejenak, ia jadi teringat waktu pertama kali bertemu dengan Chaca. Kala itu, Chaca tidak tahu kelasnya dimana. Dan ia lah yang mengantarkan Chaca sampai kekelas. tapi... Siapa sangka? Awal pertemuannya ia sudah mulai suka dengan Chaca, sikap Chaca sama sekali tidak di miliki oleh perempuan mana pun. Sebab itu, ia merasa tertarik dengan gadis polos yang hobinya memakan lolipop. Terbesit rasa ingin memiliki gadis itu, tapi... Apakah bisa? Ah, rasanya mustahil. Chaca pasti lebih memilih Davi di banding dirinya. Sama seperti dulu, kala Maura memilih Davi.
"Adnan!"
Reflek. Adnan menoleh kala seseorang memanggilnya hingga membuat semua bayang-bayang Chaca hilang begitu saja. Adnan sedikit terkejut dengan kedatangan pria paruh baya yang kini berdiri tepat di ujung pintu. Leo.
Adnan tersenyum,"Ada apa, Pa?" tanya Adnan seraya memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana.
Leo ikut tersenyum,"Boleh Papa masuk?"
Adnan mengangguk mantap."Boleh, Pa. Masuk aja sini, jangan sungkan," ucap Adnan seraya berjalan menuju kasur lalu mendudukan bokongnya.
"Bagaimana sekolah, mu?" tanya Leo yang ikut mendudukan bokongnya tepat di sebelah Adnan.
Adnan mengedikan bahunya,"Ya, gitu Pa. Sekolah Adnan telah usai. Tapi, masalah sama Davi belum juga selesai." ungkap Adnan.
Leo mendesah pelan,"Adik mu itu memang keras kepala, susah untuk di nasihati," ucap Leo.
Adnan mangut-mangut mengerti.
"Adnan," jeda Leo seraya menatap lekat manik mata anak pertamanya.
Adnan menautkan kedua alisnya,"Ada apa, Pa?" heran Adnan.
Leo menghela napasnya sejenak,"Papa pingin, kamu melanjutkan pendidikan kamu di AS," ungkap Leo.
Adnan mendelik, sedikit terkejut dengan permintaan Leo yang tiba-tiba.
"Ke... Kenapa mendadak, Pa," kaget Adnan.
Leo tersenyum seraya memengang bahu Adnan,"Sebenarnya, Papa sama Mama udah merencanakan-nya dari jauh-jauh hari. Cuma, baru sempat sekarang Papa bilang sama kamu," terang Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficción GeneralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...