Kamu yang terlalu tinggi untuk aku gapai.
Atau aku yang terlalu pendek hingga tidak dapat menggapai mu?****
Chaca tengah berbaring di karpet sembari menonton TV, Tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain menonton kartun kesukaan-nya. Mengejar Davi? Ah, ia sudah mulai lelah untuk mengejar cowok menyebalkan itu. Ia merasa perjuangannya tidak membuahkan hasil sama sekali, Apa Davi tidak menyukainya sedikit pun? Entahlah, ia rasa seperti itu, Davi memang tidak akan menyukainya. Tetapi ia akan terus berjuang! Segala cara akan ia lakukan untuk menerobos hati Davi yang sulit untuk di tembus itu. Tapi, sampai kapan? Apa selama ini perjuangannya masih kurang? Atau Davi memang tidak pernah perduli? Ya, sepertinya cowok itu memang tidak perduli. Miris!
"Chaca," suara lembut menyapa Chaca hingga membuat semua lamunan-nya hilang begitu saja.
Chaca menoleh lalu tersenyum manis. Wanita paruh baya sedang berjalan ke arah-nya seraya membawa beberapa cemilan. Walaupun sudah tak muda lagi, namun wanita itu tetap terlihat cantik. Ayudia.
"Bunda," seru Chaca lalu mengubah posisi-nya menjadi duduk.
Ayudia meletakan beberapa cemilannya di depan Chaca, lalu ia ikut mendudukan bokongnya tepat di samping Chaca.
"Ada apa?" tanya Ayudia membuat Chaca mengernyit bingung.
"Apa Bunda?" Chaca balik bertanya. Tidak mengerti maksud bundanya.
Ayudia mendengus,"Chaca kenapa? TV-nya menyala tapi Chaca malah melamun. Apa yang sedang Chaca pikirkan?" tanya Ayudia. Kadang Chaca itu sangat menyebalkan, tidak paham dengan maksudnya, ia harus menjelaskan terlebih dahulu baru-lah Chaca paham.
Chaca tersenyum,"Gapapa Bunda, Chaca gak sedang memikirkan sesuatu," bohong Chaca.
Ayudia memincingkan matanya,"Cerita, Cha! Bunda gak mau anak Bunda memikirkan sesuatu yang Bunda gak tahu!" seorang ibu tidak akan bisa di bohongi. Ia sangat paham dengan sifat anaknya ini.
Chaca mendesah pelah,"Aidan, Bun," ucap Chaca lirih.
Kening Ayudia bergelombang,"Ada masalah apa lagi?" tanya Ayudia.
Chaca menghela napasnya sejenak,"Gak ada apa-apa sih, Bun. Hanya saja Aidan belum membuka hatinya untuk Chaca, padahalkan Chaca udah lama berjuang," ungkap Chaca lirih.
Ayudia tersenyum, lalu tangan-nya terulur untuk membelai surai puncak kepala anaknya."Chaca mau menyerah? Bunda tau, kok. Logika Chaca itu nyuruh berhenti, tapi cinta Chaca mengalahkan segalanya. Bahkan rasa sakit Chaca terhadap Davi, kan?"
Chaca mengangguk mengiyakan, apa yang di ucapkan bundanya memang benar.
"Jadi, Chaca harus memilih antara cinta atau logika, Bun?" bingung Chaca.
Ayudia mengedikan bahu-nya,"Bunda gak tau, Cha. Kan kamu yang menjalankan-nya," ucap Ayudia membuat Chaca mendengus sinis.
"Ah Bunda!!" kesal Chaca.
"Bunda tanya, Chaca mau menyerah?"
Chaca mengangguk,"Iya Bun. Tapi Chaca cinta sama Aidan," ucap Chaca merasa dilema.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficção GeralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...