Kalau masih ada ruang, aku akan terus berjuang.
Kalau tidak, aku akan menghilang.****
Seorang wanita paruh baya berjalan pelan seraya menghela napasnya. Ayudia, Bunda dari gadis polos itu merasa heran dengan anaknya. Pasalnya semenjak kepulangan-nya dari puncak Chaca jadi sedikit murung. Ia khawatir kalau anaknya sakit atau dalam masalah.
"Chaca," panggil Ayudia pelan namun dapat di dengar oleh Chaca.
Chaca menoleh lalu tersenyum manis."Iya Bunda?"
Ayudia mendesah pelan,"Anak Bunda kok udah rapih begini belum berangkat, ada apa?" tanya Ayudia. Ia yakin sedang ada yang di pikirkan oleh anak kesayangan-nya.
Chaca mengigit bibir bawahnya,"Mmm... Chaca malas sekolah Bunda," ucap Chaca membuat Ayudia mendelikan matanya.
"Lho kenapa memangnya? Chaca sakit kah?" tanya Ayudia seraya menempelkan tangannya pada kening Chaca.
Chaca mendengus,"Enggak Bunda, Chaca gak sakit. Hanya saja, Chaca malas sekolah. Masa habis liburan tetap sekolah sih, kan capek," ucap Chaca seraya mengeruncutkan bibirnya.
Ayudia berkacak pinggang seraya memincingkan matanya, ini sama sekali bukan seperti Chaca! Anaknya selalu semangat dalam menuntut ilmu. Dan, yang ia tahu bahwa Chaca sedang menyukai seseorang.
"Chaca! Bunda sangat mengetahui Chaca. Cerita sayang, ada apa?" pancing Ayudia.
Chaca menghela napasnya sejenak,"Bunda, apa semenyakitkan ini mencintai seseorang," ucap Chaca lirih.
Ayudia tersenyum, sekarang ia tau permasalahan-nya. Ia mengerti sekali perasaan anaknya ini, Chaca kan baru merasakan yang namanya jatuh cinta. Jadi sangat wajar.
Ayudia pun mendudukan bokongnya di atas kasur, tepatnya di samping Chaca.
"Pertama Bunda mau tanya sama Chaca, yang jemput Chaca saat mau pergi ke-puncak itu, Adnan kan?" Ayudia mulai mengintrogasi anaknya, ia hanya ingin tahu siapa laki-laki yang Chaca sukai.
Chaca mendengus sinis,"Bunda kan tau! Buat apa Bunda bertanya lagi," kesal Chaca.
"Jawab, Cha!"
Chaca berdecak,"Iya Bunda kak Adnan," jawab Chaca seraya memutar bola mata malas.
"Kedua! yang mengantarkan Chaca pulang itu, Davi kan?" tanya Ayudia lagi.
Chaca mendengus lagi,"Bunda apaan sih, kan Bunda sudah tau sendiri semalam Chaca pulang bersama Aidan," Chaca mulai geram dengan bundanya yang semakin tidak jelas.
"Jawab, Cha!"
Dengan malas Chaca pun mengangguk,"Iya Bunda."
"Yang terakhir! Siapa diantara Adnan dan Davi yang Chaca suka?" tanya Ayudia dengan tampang seriusnya.
Mata Chaca membulat sempurna. Rese! Kenapa bundanya malah bertanya seperti itu. Ia kan tidak mau memberi tahu dulu.
"Gak ada Bunda!" bohong Chaca.
Ayudia berdecak,"Jawab jujur, Cha. Bunda gak pernah mengajarkan Chaca untuk berbohong!" tegas Ayudia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
General FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...