Jangan main-main dengan hati, karena sakitnya juga enggak akan main-main.
****
Chaca terus berjalan cepat menuju kantin, tidak ada senyum di wajah cantiknya. Gadis itu masih menekuk wajahnya seraya berdecak kesal. Tujuannya kini hanya satu, yaitu menemui Davi!
Semalaman Chaca benar-benar pusing memikirkan Davi, cowok itu sama sekali tidak memberi kabar. Yang lebih parahnya lagi, Davi justru memblokir kontak whatsApp-nya. Menyebalkan sekali bukan? Bahkan ia sama sekali tidak tahu mengapa Davi seperti ini, padahal saat pulang sekolah kemarin mereka berdua baik-baik saja. Dasar cowok tidak jelas!Chaca menghembuskan napasnya perlahan kala mendapati Davi yang tengah duduk di meja pojok kantin bersama Ivan dan juga Rafa. Tanpa banyak pikir, Chaca berjalan mendekat.
"Aidan!" panggil Chaca membuat Davi, Ivan dan juga Rafa mendongkak secara bersamaan.
Davi mengangkat kepalanya, wajahnya datar tanpa ekspresi setelah melihat keberadaan Chaca di hadapannya.
"Eh neng Chaca," ucap Ivan menyapa.
"Duduk, Cha!" tambah Rafa.
Chaca mengangguk, ia pun menggeser kursi lalu mendudukan bokongnya tepat di sebelah Davi.
Chaca berdeham pelan.
"Aidan!" panggil Chaca.
Tidak ada suara ataupun respon dari Davi, tentu saja hal itu membuat Chaca bertambah bingung. Sebenarnya ada apa dengan cowok menyebalkan ini?
"Aidan ish!!" decak Chaca kesal.
"Aidan kenapa blok Chaca sih!"
Davi masih terdiam seraya fokus dengan sarapannya yang sedang ia santap.
Chaca mendesah pelan,"Oya, katanya Aidan mau download kan Chaca kartun, mana?" tanya Chaca.
Ivan dan juga Rafa saling melempar tatapan, mereka merasa bingung dengan sikap Davi yang tidak seperti biasanya.
Chaca mendengus sebal,"Aidan kenapa sih? Udah Wa Chaca di blok, terus sekarang gak mau ngomong. Aidan sariawan ya?" ucap Chaca menggerutu kesal.
Davi memejamkan matanya sebentar, setelah itu ia menghembuskan napasnya kasar.
"Pergi!" usir Davi.
Chaca mengernyit,"Pergi? Ivan sama Rafa kok di suruh pergi si Aidan," ucap Chaca tak mengerti.
Davi berdecih,"Lo yang pergi!" ucap Davi sarkas.
Chaca mendelik, ia terkejut dengan apa yang barusan Davi ucapkan. Maksudnya Davi mengusirnya?
"Ish Aidan kok ngusir Chaca sih, Chaca gak mau pergi pokoknya!" protes Chaca tak terima.
Davi menghela berat,"Pergi atau gue berbuat kasar sama lo!" tegas Davi seraya menghentikan aktivitas makannya.
"Ta... Tapi kenapa Aidan ngusir Chaca?" tanya Chaca gugup seraya menatap lekat manik mata Davi.
Davi menyinggungkan senyum sinisnya,"Gue gak mau liat muka lo yang sok polos," ucap Davi sarkas.
Chaca meneguk silvanya susah payah, perkataan sarkas Davi muncul kembali. Itu tandanya Davi kembali seperti awal, dimana Davi selalu saja berbuat seenaknya dan berkata kasar. Tapi... Apa sebabnya? Ia sama sekali tidak mengerti dengan perubahan Davi. Bukahkah cowok itu mencintainya?
"A... Aidan," panggil Chaca pelan.
"Pergi Cha!" bentak Davi sarkas membuat semua yang berada di kantin terpelonjat kaget. Begitupun dengan Chaca, gadis itu terperanjat dengan bentakan Davi yang cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]
Ficção GeralWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata tidak semenyenangkan yang aku pikir, ada rasa yang tak terbalaskan dan itu menyakitkan. _Kalisa Zeli...