51-Antara cinta dan logika

6.7K 290 25
                                    

Hubungan Kita masih tidak ada kejelasan, semoga suatu hari nanti kamu akan menjelaskan.

****

"Wah ini beneran rumah Aidan?"

"Kok Chaca gak pernah tau sih!"

"Rumah Aidan besar dan luas."

"Kayaknya Chaca betah kalo tinggal di sini."

Davi terus menggelangkan kepalanya melihat tingkah Chaca yang aneh. Ralat, Tapi lebay! Gadis itu terus mengoceh kala berada di rumah Davi. Ya, kini Davi memang sudah tinggal satu rumah dengan Leo. Dan sekarang, ia mengajak Chaca untuk main ke rumahnya yang belum pernah Chaca kunjungi. Selama ini kan Chaca hanya datang ke apartemennya saja.

"Lo tunggu di sini! Gue mau ganti baju dulu," ucap Davi.

Chaca mengangguk,"Jangan lama-lama ya! Chaca takut sendiri."

Davi mendengus,"Rumah gue aman, Cha. Gak akan ada penculik yang masuk," sunggut Davi.

Chaca hanya menyengir menampilkan sederetan gigi putihnya. Davi yang melihatnya pun hanya memutar bola mata jengah dan melenggang pergi memasuki kamarnya. Meninggalkan Chaca di ruang tamu sendiri, karena Leo sedang berada di kantornya.

Chaca mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, ia berdecak kagum dengan desain rumah mewah Davi. Bodoh! Mengapa selama ini Davi memilih tinggal di sebuah apartemen kecil? Ah, mungkin cowok menyebalkan seperti Davi tidak pernah bersyukur pada Tuhan.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Chaca tersentak kaget dengan suara yang muncul secara tiba-tiba. Ia pun langsung menolehkan kepalanya dan melihat siapa seseorang tersebut.

"Si... Siapa?" tanya Chaca heran sekaligus takut dengan wanita di hadapannya sekarang.

Wanita itu terkekeh pelan,"Tidak perlu takut, Non! Saya asisten rumah tangga disini."

Chaca bernapas legah setelah mengetahui wanita tersebut, ternyata dia adalah seorang ART. Memang sih dari kelihatannya saja wanita di hadapannya ini sudah lumayan tua. Sepertinya sudah lumayan lama bekerja di rumah Davi.

"Mau Bibi buatkan minum, Non?" tawar wanita paruh baya di hadapannya.

Chaca tersenyum ramah,"Emang gapapa Bi?" tanya Chaca merasa tidak enak.

Wanita paruh baya itu lagi-lagi terkekeh,"Kenapa tidak? Kewajiban saya kan melayani orang yang ada disini. Dan, Non cantik pasti salah satu tamu Den Davi."

"Oh gitu ya Bi? Jadi Chaca enggak merepotkan Bibi kalo minta minum?"

"Jelas tidak dong Non, haduh Non ini bagaimana sih," heran wanita paruh baya itu.

Chaca bersungut sebal,"Bi, jangan panggil Non ah! Panggil Chaca aja!" tegas Chaca merasa tidak suka jika ada yang menghormatinya. Bukan apa! Ia hanya tidak suka kalau seseorang lebih tua itu harus tunduk kepada yang lebih muda. Tidak sopan menurutnya.

"Baiklah kalo itu yang Non... eh Chaca maksudnya," ralat wanita itu.

Chaca mengacungkan jempolnya sebagai balasan.

"Jadi Chaca mau minum apa?"

"Bentar! Nama Bibi siapa?" tanya Chaca kepo. Tidak enak rasanya berbicara dengan seseorang kalau tidak mengetahui namanya.

"Nama saya Asih," ucap Bi Asih memberitahu namanya.

Chaca bergumam pelan,"Bibi udah lama ya kerja di sini? Kalo boleh tau Davi itu gimana, Bi?" tanya Chaca mulai kepo.

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang