31-Antara cinta dan logika

6.1K 333 15
                                    

Budidayakan follow sebelum membaca!
Vote dan komen setelah membaca!!

Cinta ku pada dia ibarat noda, sudah melekat dan sulit untuk di hilangkan. Walaupun kamu berusaha membersihkannya, aku tetap ingin menetap.

_Kalisa Zeline Zakeisha_

****

Adnan dan Chaca tengah makan berdua di kantin SMA Mekenzie. Chaca sendiri tidak menolak tawaran baik Adnan, ia selalu menerimanya dengan senang hati. Ia pikir ini adalah suatu rezeki, sayang jika di tolak begitu saja.

Chaca memakan mie ayam dengan tenang, matanya fokus pada mangkuk di depannya tanpa berniat melirik kanan-kiri. Bahkan Adnan yang ada di hadapannya.

Adnan tersenyum simpul melihat cara makan Chaca yang sangat menggemaskan. Bahkan baso yang ada di depannya saja ia abaikan demi melihat gadis polos di hadapannya. Selera makannya hilang, ia lebih suka memandangi wajah cantik Chaca dari pada semangkuk baso.

"Kenyang," ucap Chaca seraya mengelus-ngelus perutnya.

"Mau tambah lagi?" tawar Adnan membuat Chaca menoleh.

"Eh enggak usah kak. Chaca udah kenyang banget, takutnya perut Chaca meledak," ucap Chaca seraya menyengir.

Adnan terkekeh pelan,"Emangnya perut lo bom," decak Adnan.

Chaca menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali,"Hehehe, bukan si kak," ucap Chaca seraya cengegesan.

Adnan menggelengkan kepalanya.

"Eh, kok makanan kak Adnan enggak habis? Itu masih penuh banget tau kak," ucap Chaca merasa heran.

"Gue udah kenyang ngeliatin wajah cantik lo," goda Adnan.

Chaca tersenyum kikuk,"Ish apaan si kak," ucap Chaca merasa canggung. Kalau saja Davi yang menggodanya sudah pasti ia salah tingkah.

"Gue serius, lo cantik Cha," ucap Adnan.

"Chaca udah tau kali kak, dari lahir Chaca emang udah cantik," ucap Chaca dengan tampang soknya.

Adnan terkekeh pelan,"Cha," seru Adnan.

"Iya kak?"

"Lo beneran suka sama Davi? Lo sayang dia? Dan lo juga cinta dia?" tanya Adnan beruntun.

Chaca mengigit bibir bawahnya,"Ke... Kenapa kakak tanya gitu? Waktu itu kan kakak udah tau," ucap Chaca, ia merasa suasana mulai menegang.

"Gapapa, cuma mau mamastikan aja, bener enggak?"

Chaca mengangguk pelan,"Iya kak," ucap Chaca jujur.

"Apa Davi menyukai lo juga?" Adnan terus melempari Chaca berbagai pertanyaan.

Chaca mendesah pelan,"Enggak kak," ucap Chaca lirih.

"Kenapa masih aja berjuang kalo kenyataannya Davi enggak menyukai lo?"

Rese! Mengapa Adnan jadi menyebalkan seperti ini sih.

ANTARA CINTA DAN LOGIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang